Bernas.id – Persaingan bisnis di era digital lebih dahsyat dari sebelumnya. Tidak hanya berjuang memenangkan pelanggan di dunia nyata, pebisnis harus merebut hati para pelanggan di dunia maya. Dengan berkembangnya media sosial, pelaku usaha bisa mengenalkan produknya ke kancah dunia. Ini menyebabkan persaingan semakin memanas dan memakan banyak korban. Perusahaan raksasa seperti Kodak pun kena getahnya. Menurut Rhenald Kasali, Guru Besar Ilmu Manajemen Universitas Indonesia, perusahaan-perusahaan yang tumbang akibat tidak bisa beradaptasi dari serangan gelombang revolusi digital.
Untuk itulah penting bagi pebisnis peka dengan perkembangan digital. Salah satunya dengan mengetahui jalan pintas mendongkrak omzet yang kekinian. Beberapa pegiat usaha daring melakukan jalan pintas ini untuk ajang pemasaran produk. Tidak ada salahnya, Anda mengikuti jejaknya.
Pasang iklan di media sosial
Media sosial sudah jadi wadah interaksi sosial bagi generasi masa kini. Dari anak-anak sampai orang tua sudah punya akun media sosial personal. Di Instagram saja, ada 300 juta pengguna aktif setiap harinya, lalu aplikasi dengan logo biru buatan Mark Zuckerberg menembus angka 1,3 miliar pengguna dalam sehari, dan pengguna YouTube setiap harinya menonton lebih dari 1 miliar per jam. Artinya, ada peluang besar untuk mengedukasi calon pelanggan untuk membeli produk yang dijual.
Menyadari prospek yang menjanjikan tersebut, media sosial membuka jalan bagi pebisnis untuk memasang iklan. Dengan pasang iklan, produk yang ditawarkan itu bisa sesuai dengan market yang diinginkan dan memperkenalkan produk ke khalayak umum. Seperti yang dilansir dari The Richest, Senin (12/1/2014), promosi melalui media sosial hari ini memang menjadi sarana paling efektif dalam mengenalkan produk secara daring.
Media sosial yang bisa dipasangi iklan seperti YouTube, Pinterest, Facebook, Instagram, dan Vine. Nah, tinggal bagaimana pelaku usaha mengambil peluang ini. Apakah mau memanfaatkan atau mengabaikannya?
Iklan di akun besar
Ada hukum yang berlaku di media sosial. Semakin banyak followers, pintu rezeki semakin terbuka lebar. Sialnya, pebisnis yang akunnya masih minim pengikut. Untuk melejitkan omzetnya, mau tidak mau harus menumpang promosi di lapak akun yang banjir followers. Ini disebut dengan paid promote. Dengan membayar sejumlah uang yang ditentukan, seseorang bisa mengiklankan produknya di lapak akun besar tersebut. Akun-akun ini pun beraneka ragam kategori; dagelan, informasi, pengetahuan, mistis, kecantikan, kesehatan, dakwah, dan lain-lain.
Tarifnya beragam, jadi bisa disesuaikan dengan isi kantong. Kelemahannya, iklan melalui akun besar ini bisa tidak sesuai target.
Endorse ke orang terkenal
Kemunculan Instagram sukses mengubah paradigma seseorang mengenai artis. Akun yang memanjakan mata dengan tampilan visual ini melahirkan selebgram yang jadi idola anak muda kekinian. Semua orang kini punya potensi buat jadi selebgram dan dapat endorse selama punya nilai jual di mata warganet. Biasanya warganet jatuh hati pada selebgram yang umumnya kreatif, unik, nyeleneh, tampan, cantik, kaya, lucu, dan bertalenta. Harganya yang tidak terlalu mengocok isi kantong jadi pilihan online shop ketimbang endorse dengan artis yang memberi tarif cukup tinggi.
Caranya cukup memberi produk yang dijual dan membayar sesuai hasil kesepakatan kepada orang yang dituju. Umumnya, para pesohor di Instagram ini akan mempostingnya sekitar seminggu sampai sebulan setelah produk tiba. Hasilnya pun tak perlu diragukan lagi, banyak yang kebanjiran pesanan pasca melakukan endorse.
Kelemahannya, pesaing bisnis kita bisa jadi memakai jasa orang yang sama. Endorse ini tidak seperti mengangkat seseorang menjadi brand ambassador. Jadi, ia memiliki otoritas penuh buat menerima semua produk yang bisa dipromosikannya. Nah, sebelum para pesaing Anda pakai strategi ini, sebaiknya Anda menerapkannya sesegera mungkin.