Bernas.id – Ada dua jalur untuk menerbitkan buku; melalui penerbit mayor atau penerbit indie. Impian banyak penulis ingin naskahnya diterima dan dicetak penerbit mayor sehingga karyanya bisa disebar ke seluruh Indonesia tanpa keluar biaya sepeser pun. Bagi penulis, kala karyanya bisa menembus penerbit mayor seperti ada kebanggaan tersendiri. Semua penulis tak bisa menampiknya bahwa menerbitkan buku lewat penerbit mayor memang bergengsi. Karya yang sudah disusun dengan nafas panjang bisa dipajang di seluruh toko buku di Indoneisa. Dengan demikian, peluang bukunya bermanfaat bagi orang lain terbuka lebar serta menaikkan nama penulis itu sendiri.
Namun, untuk menaklukkan sebuah penerbit itu tidak mudah, tidak pula susah. Masih relatif dan terjangkau. Mengirim naskah ke penerbit seperti melamar seseorang untuk jadi pendamping hidup. Cara paling mudah sebelum melamar seseorang, kita harus mencari tahu dahulu tentang orang tersebut atau gambaran tentang keluarganya. Supaya Anda bisa mengukur apakah naskah yang dibuat sesuai dengan visi, dan misi penerbit. Jangan sampai Anda salah mengajukan naskah ke penerbit yang tidak sewarna dengan naskah Anda.
Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku 2021
Agar Anda tidak sakit hati mengalami penolakkan. Anda bisa melakukan jurus-jurus di bawah ini:
Riset penerbit yang sewarna
Sebagaimana yang sudah dijelaskan, Anda harus mengirim naskah ke penerbit yang satu rasa dengan Anda. Untuk itulah, Anda perlu melakukan riset tentang penerbit. Mana penerbit yang menerima naskah Anda, apa kelebihan dan kerugian jika mengirim naskah ke penerbit tersebut. Gali informasi penerbit yang selaras dan tanyakan kepada beberapa kawan yang sudah menerbitkan buku terlebih dahulu. Anda pun bisa mengamati dari akun media sosial penerbit-penerbit yang mudah ditemui di Instagram, Facebook atau website. Anda pun bisa kunjungi ke acara bazar buku (book fairs) yang diselenggarakan sesuai domisili. Anda bisa mengobrol santai dengan editor akuisisinya untuk menanyakan banyak hal tentang naskah yang sudah Anda buat.
Cara paling mudahnya, Anda datang ke toko-toko buku dan amati penerbit mana yang sesuai dengan genre tulisan Anda. Catat nama-nama penerbitnya dan lanjutkan riset dengan browsing. Biasanya setiap penerbit sudah punya website sendiri. Cari kontak yang bisa dihubungi, segera kontak nomor yang bersangkutan.
Baca juga: Tinjauan Pustaka: Pengertian, Manfaat, Cara Membuat, dan Contohnya
Cari tahu bagaimana prosedur mengirim naskah
Setiap penerbit punya aturan main sendiri. Anda bisa saja sudah menemukan penerbit yang serupa dengan genre naskah yang dibuat tapi Anda tidak memerhatikan prosedur mengirim naskah. Mau sebagus apa pun naskah yang Anda buat, sampai kiamat pun naskah tersebut tidak akan diterbitkan.
Anda bisa mencari tahunya saat sudah mendapatkan kontak penerbit. Jika Anda tidak menemukan kontaknya, Anda bisa mengecek prosedur pengiriman naskah di website penerbit. Lazimnya, penerbit menjelaskan prosedur dengan jelas. Setelah Anda mengetahuinya, ikuti aturan mainnya. Jangan mentang-mentang Anda punya jabatan di luar, Anda seenaknya mengirim naskah.
Dalam prosedurnya, Anda harus memperhatikan sekecil apa pun. Seperti ukuran kertas, margin, spasi, jenis font, kirim lewat email atau wajib hard copy dengan datang langsung ke penerbit. Dengan jadi orang yang penurut, peluang naskah Anda diterima pun semakin besar.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Teks Persuasif Sesuai Jenis dan Strukturnya?
Pastikan naskah tidak cacat
Orang yang menerima naskah baru dalam penerbit ialah editor. Itu merupakan tugas utamanya, sebelum ia menyunting naskah agar lebih ramping dan segar dan sesuai dengan warna penerbit. Maka, penulis yang mau mengirim naskahnya ke penerbit harus memastikan naskah tidak cacat. Naskah yang dikirim harus sudah sempurna. Bukan naskah yang membuat editor geleng-geleng kepala, matanya berkunang-kunang dan mual kala membaca naskah Anda.
Karena semakin buruk isi naskah Anda dengan banyak typo error, penulisan tidak sesuai Panduan Umum Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI), semakin menyulitkan editor untuk merombak isi naskah Anda. Editor akan lebih memilih naskah yang memudahkan pekerjaannya bukan yang menambah beban.
Coba bayangkan, naskah yang Anda kirim mirip dengan naskah orang lain. Naskah Anda dengan orang tersebut masuk ke email sang penyunting di hari yang sama. Demi apa pun, sang editor akan memilih naskah yang sudah matang. Jika naskah Anda masih acak-acakan soal PUEBI, sebaiknya tahan dan perbaiki lagi demi penolakan tidak terjadi dalam hidup Anda.
Baca juga: Interpretasi : Pengertian , Tujuan, dan Macam-macamnya
Menulis untuk pembaca
Buku yang baik ialah buku yang bertemu dengan pembacanya. Jodohnya buku merupakan pembacanya, bukan sang penulis. Jadi, sebagai penulis yang baik, kita harus menulis buku untuk pembaca bukan untuk yang lain. Menulis untuk pembaca berarti Anda menulis segala hal yang bisa dikonsumsi banyak orang, menjawab kegelisahan banyak orang dan membantu orang lain dengan langkah-langkah tertentu untuk pembaca Anda lebih sukses lagi.
Ketika menyeleksi naskah yang masuk, editor menempatkan dirinya sebagai pembaca yang mewakili pembaca-pembaca lainnya di seantero nusantara. Bila Anda sukses menaklukkan satu editor yang keras kepala, Anda punya kesempatan menyapa banyak orang dari buku Anda.
Baca juga: Mengenal Pengertian dan Ciri-ciri Komik sebagai Karya Sastra
Perbagus awal dan akhir
Dalam 24 jam, penerbit akan menerima ratusan bahkan ribuan naskah yang masuk. Baik dalam bentuk softcopy atau hardcopy. Tugas editor ialah memilih naskah terbaik yang layak untuk diterbitkan. Dengan banyaknya naskah yang masuk, editor sangat mustahil membaca semua isi naskah satu per satu. Sederhananya, editor hanya membaca 10 halaman pertama dan terakhir naskah yang masuk.
Oleh karenanya, perbagus 10 halaman pertama dan terakhir naskah Anda. Usahakan di bagian tersebut mampu memukau dengan memainkan emosi, penuh data dan fakta, sesuai dengan kaidah PUEBI dan gaya bahasanya sesuai dengan target pembacanya.
Baca juga: Teks Eksplanasi Adalah Kalimat Penjelasan, Benarkah? Ini Pengertian dan Ciri-cirinya!