Bernas.id – Kita pernah mendengar bahwa dengan mendengar musik klasik, bayi yang berada dalam kandungan dapat terstimulus kecerdasannya. Ini adalah studi yang sangat menarik. Namun, saat ini kita tidak sedang membahas efek musik terhadap kecerdasan melainkan membahas tentang efek musik terhadap kesembuhan. Sebenarnya musik dipercaya dapat mendatangkan perasaan senang. Membangkitkan kenangan akan sebuah momen, tempat, atau bahkan membawa kita ke suasana baru yang tidak pernah kita jumpai sebelumnya. Saat kita berada di alam bebas, menutup mata dan menghirup napas dalam-dalam. KIta dengarkan gemerisik angin yang menyentuh pepohonan, suara gemericik air, suara burung beterbangan, dan suara alam yang lain. Musik dan alam serasa menyatu dan memberikan energi baru bagi tubuh.
Gerakan yang lahir setelah mendengar musik juga merupakan terapi penyembuhan yang digunakan berabad-abad yang lalu. Tujuan dari gerakan lebih kepada ekspresi yang keluar dari dalam diri sebagai reaksi terhadap musik yang didengar. Lebih kepada menari untuk membebaskan energi yang terperangkap pada diri. Tarian dipercaya sejak dulu sebagai sarana untuk menyatukan masyarakat. Di Afrika, tarian berkaitan dengan kepercayaan terhadap roh binatang atau nenek moyang yang masuk ke dalam diri. Pada masyarakat masa kini tarian adalah upaya pengekspresian diri dan penjabaran dari musik yang didengar.
Metode musik dan tari sebagai terapi kesehatan dikembangkan oleh University of Florida. Gerakan ini dinamakan Healing with Arts. dan dipopulerkan oleh Mary Rockwood Lane, Ph.D, RN,FAAN seorang profesor dari Collage of Nursing dan Michael Samuels, MD, psikolog, seniman, dan guided imagery expert. Keduanya pernah mendapatkan pengalaman pribadi mengenai kesembuhan dari pengalaman traumatis. Beberapa cara di bawah ini dapat dilakukan dalam melakukan terapi kesehatan dengan musik dan gerak.
Latihan paling awal adalah mendengar suara. Setiap orang mempunyai sensasi tersendiri dalam mendengarkan suara. Apakah itu suara gemericik air, suara bedug, suara burung, sampai suara alat musik. Carilah waktu khusus dan dengarkan suara dengan menutup mata. Dengan kondisi ini maka kita akan berkonsentrasi dengan indra pendengaran.
Latihan selanjutnya adalah membuat suara. Membuat suara dapat bervariasi. Dari sekedar menggumamkan sebuah sampai beberapa nada, menirukan suara musik dengan gumaman kita, sampai membuat lagu kita sendiri. Lagu tentang apa yang kita rasakan dan pikirkan. Tidak masalah jika Anda merasa suara Anda tidak bagus karena kita tidak sedang berlatih menjadi penyanyi. Kita menjadikan musik sebagai media penyembuhan.
Memainkan alat musik juga merupakan salah satu terapi musik. Sekali lagi kita tidak berlatih memainkan sebuah lagu dengan aturan musik pada umumnya. Biarkan jari kita memetik gitar dengan nada apapun yang terdengar menyenangkan di telinga kita. Resapi setiap petikan gitar. Kita juga dapat melakukannya dengan piano dan alat musik lainnya.
Terapi menari yang dimaksud juga bukan menari dengan aturan tari yang baku. Namun lebih ke menggerakkan tubuh sesuai irama yang kita dengar. Gerakan ini dapat berbada antara orang yang satu dengan yang lainnya. Jika Anda belum percaya diri melakukannya di depan orang lain, lakukanlah di sebuah ruang tertutup dengan mendengarkan musik yang Anda sukai.
Terapi menari yang juga dapat dilakukan adalah mirror dancing. Mirror dancing dilakukan bersama seorang teman. Langkah awalnya adalah satu orang akan bergerak dan menari, menceritakan kisah sedihnya dalam bentuk tarian. Setelah orang tersebut berhenti, maka temannya akan melanjutkan menarikan tarian tersebut dengan irama yang sama dengan temannya, berdua mereka menciptakan tarian yang harmoni, sebuah tarian kesembuhan dari pengalaman traumatis. Kegiatan ini dapat dilakukan bergantian.
Musik dan gerakan adalah stimulus yang merangsang seluruh panca indera. Dengan mengekspresikan diri lewat musik dan gerakan maka beban hidup akan terasa lebih ringan untuk dijalani. Tujuannya bukan untuk dipertontonkan, melainkan menemukan suara batin yang dapat menyembuhkan luka dalam diri.