Bernas.id – Adalah dambaan bagi setiap orang untuk mempunyai anak yang senang belajar, aktif bergaul, mempunyai karakter yang baik, dan menyayangi orang tuanya. Studi psikologi tentang kecerdasan ditandai dengan berkembangnya teori Howard Gardner tentang Multiple Intelligence. Gardner berpendapat bahwa kecerdasan itu tidak hanya cerdas dalam logika, namun ada 8 tipe kecerdasan yang lain.
Teori Gardner kemudian dikembangkan oleh Thomas Amstrong dalam dunia pendidikan. Teori Gardner ini kemudian dikembangkan kembali oleh Daniel Goleman yang menambahkan Emotional Intelligence dalam tipe kecerdasan. Ada banyak teori kecerdasan yang dikembangkan dalam kurun waktu 20 tahun terakhir. Untuk memahami secara singkat, kita dapat mengategorikan perkembangan anak dengan mengasah kemampuan mereka dalam tiga hal.
Yang pertama yang harus kita lihat adalah kemampuan kognitif. Secara sederhana kemampuan kognitif adalah kemampuan untuk memahami. Memahami instruksi, memahami cara sebuah benda bekerja, sampai memahami hubungan antara suatu keadaan dengan keadaan lainnya. Kemampuan ini akan dapat mengembangkan kemampuan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah, kemampuan berpikir logis.
Kemampuan selanjutnya adalah kemampuan psikomotorik. Kemampuan melakukan suatu hal sesuai dengan instruksi. Kemampuan ini mempunyai tingkatan tersendiri. Dari meniru pembuatan sebuah benda atau meniru gerakan dengan bantuan guru. Setelah sudah merasa percaya diri, anak dapat melakukannya sendiri. Tahapan selanjutnya anak mulai melakukan gerakan secara natural tanpa dibantu. Tahapan berikutnya anak dapat melakukan modifikasi gerakan. Pada tahapan akhir anak membuat gerakan ciptaannya sendiri.
Kemampuan terakhir adalah kemampuan yang jarang kita dengar. Kemampuan itu adalah kemampuan konatif. Konatif adalah energi anak dalam melakukan sesuatu. Seorang anak dapat saja mempunyai pemahaman yang baik, mampu membuat suatu karya, namun tidak mempunyai cukup keinginan untuk menyelesaikan sebuah tugas. Dibutuhkan motivasi dari lingkungan terdekatnya untuk menyelesaikan setiap tugas sesuai tenggat waktu. Kemampuan ini yang membentuk karakter anak untuk gigih, pantang menyerah, dan kemampuan untuk bangkit lagi dari kegagalan.
Anak akan membentuk konsep diri yang kuat menjelang akhir usia remajanya. Dampingi anak utuk mengembangkan ketiga kemampuan ini. Ketiganya akan memberikan bekal life skill yang dibutuhkannya untuk menghadapi tantangan hidup.