Bernas.id – Drama identik dengan pertunjukan yang menampilkan cerita dengan dialog antar tokoh. Seringkali drama menyuguhkan adegan-adegan yang terinspirasi dari kehidupan sehari-hari. Nuansa drama yang dekat dengan kehidupan inilah yang meningkatkan popularitas drama.
Keberhasilan pertunjukan drama tentunya didukung oleh berbagai unsur yang ada di dalamnya. Proses produksi drama melibatkan banyak elemen, mulai dari para pemain hingga berbagai pihak di balik layar. Sebagai seni pertunjukan yang kompleks, para penikmat dan penyaji drama hendaknya memahami berbagai unsur pendukung drama, salah satunya unsur intrinsik drama.
Baca juga: Memahami Unsur Intrinsik Novel dengan Benar
Pemahaman terhadap unsur intrinsik drama memudahkan pihak penyaji drama menampilkan drama yang bernilai. Di sisi lain, bagi penikmat drama, pemahaman unsur intrinsik memudahkannya dalam memahami jalan cerita dan mengambil makna dari setiap adegan.
Daftar Isi :
Drama Menurut Para Ahli
Kata drama diambil dari bahasa Yunani 'draomai' yang berarti tindakan, beraksi, berlaku, dan berbuat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, drama merupakan watak atau gambaran kehidupan yang dihadirkan melalui dialog atau perilaku di pementasan. Sederhananya, drama merupakan penampilan para tokoh yang berdialog disertai gerakan. Untuk lebih jelasnya, berikut adalah pengertian drama menurut para ahli.
- Moulton mendefinisikan drama sebagai kisah hidup yang digambarkan dalam bentuk gerak atau ditunjukkan langsung melalui tindakan.
- Menurut Budianta, drama adalah sastra yang bergenre menunjukkan pertunjukan penampilan fisik dengan dialog antar tokoh.
- Seni Handayani mengemukakan bahwa drama adalah gabungan dari dua jenis seni, yaitu seni pertunjukan dan seni sastra. Atas dasar ini, drama dibedakan menjadi dua, yaitu drama dalam bentuk teks tertulis dan drama yang dipentaskan.
- Anne Civardi memaparkan drama sebagai cerita yang ditampilkan melalui gerakan dan kata-kata.
- Balthazar Vallhagen mengemukakan pengertian drama merupakan seni yang menunjukkan sifat manusia dan gambaran alam melalui berbagai gerakan.
Baca juga: Apa Itu Unsur Intrinsik Cerpen? Inilah Penjelasannya
Unsur Intrinsik Drama
Tema dan Judul
Tema adalah gagasan dasar dari cerita yang diangkat dalam drama. Penulis atau pengarang drama membuat setiap cerita dalam drama melalui tema agar rangkaian cerita yang dibuat tidak melenceng. Biasanya, tema drama tidak disebutkan secara gamblang, tetapi dapat diketahui secara tersirat setelah memahami isi drama. Berbeda dengan tema, judul justru harus disebutkan dalam sebuah drama. Drama lebih mudah dikenali jika ada judulnya. Oleh karena itu, judul drama dibuat semenarik mungkin.
Dialog
Dialog adalah percakapan antar tokoh drama. Percakapan yang berlangsung dalam drama mengandung unsur estetik dan sejalan dengan alur cerita. Di samping itu, dialog drama disusun melalui tahap penentuan diksi. Meski begitu, percakapan drama tetap merepresentasikan realitas kehidupan dari tema yang diusung. Bahasa yang digunakan dalam dialog drama pun komunikatif serta mampu mencerminkan karakter tokoh secara psikologis dan fisiologis.
Alur Cerita
Alur cerita adalah jalan cerita dalam drama yang dihadirkan dengan berbagai tahapan. Secara umum, alur cerita berawal dari tahapan pengenalan tokoh dan penggambaran latar drama, seperti waktu, tempat, kondisi sosial, dan lainnya. Kemudian, konflik dimunculkan secara perlahan hingga pada titik tertentu konflik memuncak. Menjelang akhir, drama sampai pada tahap resolusi, solusi atas konflik pun didapatkan. Drama lalu diakhiri dengan akhir yang bahagia atau akhir yang sedih. Suasana akhir sebuah drama berada di tangan penulis naskah.
Tokoh
Tokoh adalah seluruh pemain yang memiliki peran dalam drama. Secara umum, tokoh drama dibedakan menjadi tiga, yaitu tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh tritagonis. Peran ketiganya dalam drama mampu menghidupkan drama sehingga penikmat drama lebih mudah menyerap pesan terselubung dari drama yang sedang dinikmati.
Penokohan atau Perwatakan
Penokohan adalah gambaran sifat dari setiap tokoh yang berperan dalam drama. Di dalam drama, penokohan dapat diidentifikasi melalui ekspresi, dialog, dan perilaku para tokoh. Setidaknya, penokohan atau perwatakan drama disajikan dalam tiga dimensi, yaitu kondisi psikis, fisik, dan sosiologis.
Kondisi fisik tokoh tampak dari hal-hal yang bisa diobservasi panca indera, seperti jenis kelamin dan bentuk badan. Di samping itu, aspek psikis di antara para tokoh dapat diketahui melalui ekspresi dan emosi yang ditampilkan. Aspek sosiologis tokoh terlihat dari posisinya di masyarakat, seperti kekayaan dan jabatan.
Latar atau Setting Drama
Latar drama terdiri dari latar tempat, latar waktu dan latar suasana sehingga disebut 3 dimensi setting. Latar tempat adalah tempat terjadi suatu peristiwa dalam drama. Keberadaan latar tempat erat kaitannya dengan latar waktu dan suasana. Latar waktu merujuk pada zaman atau waktu kejadian peristiwa, sedangkan latar suasana menunjukkan situasi dan suasana yang sedang terjadi dalam drama.
Sudut Pandang
Sudut pandang adalah cara pengarang dalam menyajikan latar cerita, tokoh, tindakan, dan rangkaian peristiwa yang diangkat dalam drama. Singkatnya, sudut pandang merupakan cara pengarang memposisikan diri saat bercerita. Pengarang dapat terlibat langsung dalam cerita atau memposisikan diri di luar sebagai pengobservasi. Sudut pandang terdiri dari sudut pandang orang pertama yang identik dengan 'aku' saat bercerita, sudut pandang orang ketiga yang identik dengan 'dia atau mama', serta sudut pandang orang kedua yang mana pengarang mencoba berinteraksi dengan penikmat karya.
Amanat
Selain sebagai media hiburan, penampilan drama juga mengandung amanat atau pesan moral tertentu. Biasanya, amanat dari drama berupa ideologi atau nilai-nilai luhur yang dapat dipelajari. Serupa dengan tema, seringkali amanat drama disampaikan secara tersirat. Nilai drama bisa juga berupa nilai moral, sosial, atau budaya.
Unsur intrinsik drama sebenarnya hampir mirip dengan novel, cerpen, atau puisi karena sama-sama merupakan karya sastra. Namun, saat drama dipentaskan, posisi drama menjadi bagian dari seni pertunjukan dan bukan lagi sebatas karya sastra.
Baca juga: Pentingnya Prosa Ciri Khas Dan Jenisnya pada Tulisan