Bernas.id – Ketika Anda mendengar angka 1, 2, 3, 5, 8 apa yang terukir di benak kita? Mungkin hanya sebatas angka tanpa makna. Tapi jika Anda amati angka tersebut, maka angka itu tersebar di alam semesta.
Allah SWT menciptakan alam dengan segala perhitungan. Semuanya dalam proporsi yang seimbang. Fibbonacci atau Leonardo da Pisa seorang Matematikawan berkebangsaan Itali sering merenung di alam dan memperhatikan tanda-tanda alam. Fibbonacci terkesan dengan angka Arab yang menurutnya lebih sederhana dari angka Romawi. Ia banyak berinteraksi dengan matematikawan Arab.
Dalam bukunya Liber Abacci, Fibbonacci menulis bahwa perbandingan sebuah angka dengan jumlah angka tersebut dengan angka sebelumnya akan menghasilkan proporsi seimbang. Misalnya angka 1 ditambahkan dengan angka sebelumnya 0. Maka hasilnya 1. 1 ditambahkan dengan 1 menjadi 2. 2 ditambah 1 menjadi 3. 3 ditambahkan dengan 2 menjadi 5. Perbandingan 5/3 dan 3/2 akan menghasilkan proporsi seimbang.
Yang menarik lagi, angka-angka ini terdapat di alam. Kelopak bunga misalnya rata-rata berjumlah 3, 5, 8 dan kelipatan dalam deret fibbonacci. Meskipun ada ada kelopak bunga yang berjumlah 4, namun itu sangat jarang kita jumpai di lapangan. Spiral buah pinus juga mengikuti kelipatan fibbonacci. Proporsi tubuh manusia, misalnya proporsi telapak tangan dengan tangan yang diukur dari ujung jari hingga siku mengikuti proporsi fibbonacci.
Perbandingan proporsi fibbonacci juga digunakan pada bidang desain grafis untuk membagi layout suatu iklan, majalah, dan poster. Rasio ini dinamakan rasio emas (the golden proportion). Sebuah desain yang menggunakan rasio emas seringkali terlihat enak terlihat di mata.
Pada dasarnya Allah menciptakan segala alam dan meninggalkan tanda-tanda kebesaranNya dalam banyak hal. Manusia yang bertugas untuk membaca tanda-tanda kebesarannya dan mengembangkan ilmunya di jalan Allah.