Bernas.id – Berkutat lama dalam penulisan atau jurnalistik membawa seseorang familiar dengan istilah diksi. Diksi berperan penting bagi penulis dan jurnalis untuk menyampaikan pesan melalui kata-kata. Informasi akan mudah dipahami maksudnya saat penggunaan diksinya tepat.
Diksi adalah pemilihan kata yang bertujuan menggambarkan cerita. Sebenarnya diksi tidak terbatas pada pemilihan kata, melainkan dipakai sebagai sarana pengungkapan gagasan juga. Oleh karena itu, diksi mencakup pemilihan kata, ungkapan, gaya bahasa, dan lainnya dalam kebahasaan.
Daftar Isi :
Baca juga: Tips Menulis Daftar Pustaka dengan Benar
Diksi Menurut Para Ahli
Widyamartaya
Diksi dijelaskan oleh Widyamartaya sebagai kemampuan membedakan nuansa makna secara tepat melalui gagasan yang diutarakan. Pembedaan nuansa makna didasarkan pada kondisi dan nilai rasa yang berkembang di dalam kelompok masyarakat, pendengar, atau pembaca.
Susilo Mansurudin
Menurut Susilo, diksi adalah pemilihan kata. Penggunaan diksi yang tepat, cermat, dan benar dapat membantu meningkatkan nilai pada suatu kata dan kalimat. Selain itu, diksi yang tepat dapat mencegah multitafsir dan salah paham.
Gorys Keraf
Gorys Keraf mendefinisikan diksi menjadi dua bagian. Pertama, diksi merupakan pilihan kata yang digunakan untuk mengungkapkan suatu gagasan secara tepat dengan gaya bahasa yang lebih baik dan sesuai situasi. Kedua, diksi adalah kemampuan memberikan nuansa makna yang berbeda dari setiap gagasan yang disampaikan. Dalam hal ini, diksi menyesuaikan situasi dan nilai rasa yang dipahami masyarakat, pendengar, dan pembaca.
Enre
Pendapat Enre tentang pengertian diksi adalah penggunaan kata dalam suatu pola kalimat tertentu untuk merepresentasikan pikiran dan perasaan.
Kamus Besar Bahasa Indonesia
KBBI mendapatkan definisi diksi sebagai pilihan kata yang tepat dan selaras dalam penggunaannya untuk menyampaikan gagasan sehingga dapat tersampaikan dengan baik. Singkatnya, diksi adalah pemilihan kata untuk mengungkapkan gagasan agar diperoleh hasil tertentu.
Baca juga: Mengenal Biografi dari Ciri-ciri Hingga Strukturnya
Ciri dan Syarat Ketepatan Diksi
Merujuk pada pengertian bahwa diksi adalah pemilihan kata untuk menyampaikan suatu gagasan agar diperoleh hasil tertentu, maka diksi memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
- Penggunaan pilihan kata yang tepat dengan menyesuaikan konteks kalimat agar suatu gagasan tersampaikan dengan baik.
- Pilihan kata pada penyampaian suatu gagasan dapat memberikan nuansa makna dan susunan kata yang berbeda
- Mengoptimalkan kosakata yang dimiliki untuk dirangkai menjadi kalimat yang dapat menyampaikan pesan secara jelas.
Dalam rangka optimalisasi penyampaian pesan kepada masyarakat, pendengar, dan pembaca melalui kata-kata, Gorys Keraf menyebutkan syarat ketepatan pemilihan kata atau diksi, yaitu:
1. Kata konotasi dan denotasi digunakan dengan cermat
Penulis perlu memahami kata konotasi dan denotasi agar dapat menggunakannya secara tepat. Kata konotasi adalah diksi yang mengandung makna tidak murni sehingga memuat perasaan yang bersifat personal. Sementara itu, kata denotasi adalah diksi yang bermakna objektif tanpa menyertakan perasaan tertentu sehingga murni.
2. Cermat dalam menggunakan sinonim atau kata yang memiliki makna serupa
Sinonim adalah kata yang berbeda tapi memiliki makna yang sama. Penggunaan salah satu kata dari beberapa kata yang makna sama dapat memberikan kesan lebih halus atau lebih kasar.
3. Mampu membedakan kata-kata yang ejaannya mirip
Pada suatu tulisan, kata-kata yang ejaannya sama terkadang memiliki makna yang berbeda. Makna ini menyesuaikan posisinya dalam suatu kalimat. Di sisi lain, ada kata-kata dengan ejaan yang sama tetapi pelafalan dan artinya berbeda. Oleh karena itu, penulis perlu memahami penggunaan diksi untuk menyusun kalimat.
4. Pemakaian kata kerja pada kata yang idiomatis
Kata idiomatis serupa dengan kata kiasan atau konotasi. Idiomatis adalah rangkaian kata atau makna jaga yang berbeda dengan makna dari kata-kata pembangunnya.
5. Mampu membedakan kata khusus dan kata umum dalam suatu tulisan atau pidato
Kata khusus merupakan kata yang digunakan untuk menyusun kalimat yang memiliki keterbatasan makna sehingga lebih sempit dan spesifik. Sementara itu, kata umum dipakai untuk menyusun kalimat yang bermakna luas dan cakupannya besar. Kecakapan memilih kata khusus dan kata umum dimaksudkan untuk menjamin ketepatan diksi.
Baca juga: 18 Jenis Konjungsi, Pengertian, dan Contoh Kalimat Terlengkap
Jenis-jenis Diksi beserta Contohnya
Jenis diksi secara umum terbagi menjadi dua, yaitu diksi berdasarkan makna dan diksi berdasarkan leksikal. Kedua jenis diksi tersebut terbagi lagi menjadi beberapa jenis.
1. Diksi Berdasarkan Makna
Berdasarkan maknanya, diksi dibedakan menjadi dua, yaitu diksi denotatif dan diksi konotatif. Perbedaan mencolok antara diksi denotatif dan diksi konotatif berada pada kesesuaian rasa atau nilai pada suatu kata. Denotatif bersifat umum sedangkan konotatif bersifat khusus.
Diksi Denotatif
Diksi denotatif adalah diksi yang mengandung makna sebenarnya dalam suatu kalimat. Makna denotatif bersifat objektif dan murni tanpa menyertakan perasaan tertentu. Ciri-cirinya, diksi memiliki makna yang lugas dan biasanya berasal dari observasi panca indera.
Contoh:
- Bunga mawar memiliki bau yang harum
- Sebum pada wajah menyebabkan jerawat
- Gajah memiliki tubuh yang besar
Diksi Konotatif
Diksi konotatif adalah diksi yang mengandung arti bukan sebenarnya. Dengan kata lain, konotatif diartikan sebagai kiasan yang memiliki kaitan dengan nilai rasa. Penggunaan diksi konotatif dipengaruhi oleh norma dan nilai masyarakat sehingga penggunaannya dapat berubah menyesuaikan norma dan nilai yang berkembang di masyarakat.
Contoh:
- Bapak membawa buah tangan untukku. (Buah tangan memiliki makna oleh-oleh)
- Satu anggota Tentara Nasional Indonesia gugur dalam misi penyelamatan sandera (gugur dalam kalimat ini berarti meninggal dunia)
Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku
2. Diksi Berdasarkan Leksikal
Sinonim
Sinonim adalah kata-kata yang memiliki kesamaan makna. Penggunaan sinonim memiliki tujuan agar memberikan kesan yang sesuai dengan pengungkapan ekspresi yang diinginkan.
Contoh:
Kata 'Mampus' untuk mengekspresikan hal-hal kasar sedangkan hal-hal yang lebih sopan diekspresikan dengan kata 'Wafat.'
Antonim
Antonim adalah kata yang berlawanan makna atau dua kata atau lebih yang maknanya berbanding terbalik. Misalnya, naik x turun, atas x bawah, besar x kecil, dan tinggi x rendah.
Homonim
Homonim adalah pemilihan kata yang memiliki ejaan dan pelafalan yang sama tetapi maknanya berbeda. Contoh homonim, yaitu kata 'bulan' yang dapat berarti satelit bumi dan waktu.
Homofon
Kebalikan dari homonim, homofon adalah kata dengan ejaan dan makna yang berbeda tetapi memiliki pelafalan yang sama. Contohnya, kata 'bank' yang berarti lembaga keuangan dan kata 'bang' yang merujuk pada sapaan untuk laki-laki.
Homograf
Homograf adalah diksi yang mempunyai arti dan pelafalan yang berbeda tetapi memiliki ejaan yang sama. Contoh homograf adalah penggunaan kata 'tahu' yang dapat bermakna makanan atau keterangan sifat. Seli menyukai 'tahu' goreng tetapi dia tidak 'tahu' cara membuatnya.
Polisemi
Polisemi merupakan diksi yang mengandung lebih dari satu arti. Misalnya, penggunaan kata 'kepala' dan 'bunga' dalam suatu kalimat.
- Kepala Bambang tidak sengaja menyundul kabinet di ruangan Kepala Cabang
- Ratih disebut-sebut sebagai bunga desa sehingga banyak lelaki mengirimkan buket bunga untuk melamarnya.
Hipernim
Hipernim adalah diksi yang mewakili makna kata-kata lainnya. Misalnya, penggunaan kata sempurna untuk mewakili pengungkapan nilai yang baik, luar biasa, bagus, dan sejenisnya.
Hiponim
Hiponim merupakan kata yang bisa diwakili oleh kata hipernim. Contohnya, bebek, burung, dan ayam dapat diwakili dengan kata unggas.
Ketepatan kata yang digunakan dalam suatu kalimat bertujuan untuk memperoleh keindahan sekaligus memperjelas ekspresi penyampaian. Diksi yang tepat mencegah interpretasi yang berbeda antara komunikator dan komunikan, penulis dan pembaca, serta pembicara dan pendengar.
Baca juga: Interpretasi: Pengertian, Tujuan, dan Macam-macamnya