Bernas.id ? Ulangan merupakan penentu catatan nilai siswa yang nantinya terekam pada rapor. Jika ulangan itu bersifat harian maka guru mata pelajaran sendiri yang mengawasi. Sedangkan ulangan tengah semester atau ulangan akhir semester, maka guru mata pelajaran lain yang akan menjadi pengawas.
Bagi Anda yang berprofesi sebagai guru tentunya akan merasakan tahapan-tahapan ulangan seperti itu. Jika zaman dulu guru terkesan pada sosok yang menyeramkan, maka saat ini profesi guru lebih luas. Apalagi bagi guru baru yang masih muda dan memiliki wajah kalem. Tentunya ada rasa keminderan tersendiri pada reaksi siswa.
Apapun pekerjaannya sekalipun bekerja pada bidang kependidikan seperti guru pastinya akan melakukan adaptasi terlebih dahulu. Semua pekerjaan pada awalnya, seseorang akan memahami terlebih dahulu ?medan?-nya seperti apa. Seorang guru yang hebat tidak serta merta menjadi guru yang hebat, tetapi semua berawal dari belajar dan latihan sehingga menjadi guru yang hebat.
Bagaimana alternatif bagi guru yang memiliki wajah kalem dan tidak ada seram-seramnya? Apakah harus belajar menjadi sosok yang menyeramkan?
Jangan terlalu memaksakan yang demikian apabila keadaan tidak memungkinkan. Sebagai seorang guru harus mencari alternatif lain agar bisa menyelami keadaan siswa.
Senyumin Aja!
Manfaatkan wajah kalem Anda untuk tersenyum. Jangan paksakan untuk mengubah wajah Anda menjadi seram atau bahkan guru killer. Pasang mata tajam dan lihat gerak-gerik siswa secara teliti dan tentunya tersenyum. Tersenyum bukan berarti tidak tidak tegas lo! Terapkan ketegasan melalui senyuman, ketika melihat siswa mencurigakan dan terindikasi menyontek berikan senyuman, dekati kemudian ambil lembar jawabnya. Ketika melihat guru tersenyum-senyum pada siswa, siswa itu merasa berada pada posisi aman, tetapi berikan kejutan pada bagian akhir yaitu ketegasan. Jangan segan-segan untuk mengambil lembar kerjanya atau bahkan mencatat namanya pada berita acara!
Ketika Anda tersenyum, maka siswa akan ikut tersenyum malu-malu, itulah triknya. Menjadikan siswa merasa tersipu malu, tidak usah menciptakan suasana tegang. Tegasnya dapat, tidak menegangkan. Ketika Anda bisa melakukan hal demikian ini Anda akan menjadi salah satu guru yang diperhitungkan oleh siswa. Siswa tidak akan memandang wajah Anda yang kalem sebagai guru gampangan.
Berbeda generasi tentunya berbeda pula perlakuannya, Anda harus pandai-pandai menyiasati kekurangan dan kelebihan yang dimiliki. Tidak semuanya harus diperlakukan sama rata. Meskipun tujuan yang diharapkan sama untuk menghasilkan siswa yang berprestasi dan bermutu, namun perlakuan setiap guru dengan karakternya masing-masing tentu berbeda. Begitupun disesuaikan dengan karakter siswa terlebih dahulu. Jadi, guru yang berhasil adalah guru yang kreatif mampu untuk menempatkan dan menyesuaikan diri pada siswa dan lingkungannya.