Bernas.id – Gempa mengguncang daerah Banten, DKI Jakarta, dan sekitarnya pada hari Selasa 23 Januari 2018 pukul 13.34 WIB. Gempa berkekuatan 6.4 Skala Richter membuat panik warga Jakarta terutama yang berada di gedung-gedung tinggi. Di Banten beberapa rumah ambruk karena kekuatan gempa tersebut. Menurut BMKG gempa berasal dari Laut, 81 km dari Barat Daya Lebak, Banten.
Secara geografis, Indonesia terletak di daerah yang penuh gunung berapi. Struktur bumi yang terluar terdiri atas lempeng-lempeng benuah yang mempunyai patahan-patahan di beberapa tempat. Di tempat-tempat patahan tersebut magma biasanya mencuat dan ada yang mmebentuk gunung berapi. Lokasi Indonesia berada di antara tiga patahan lempeng benua yaitu patahan. Patahan Australia, Patahan Eurasia, dan patahan Pasifik. Di sekitar pathan ini dinamakan ring of fire.
Sebagai lokasi yang yang penuh dengan gunung berapi sudah pasti Indonesia akan menjadi wilayah rawan gempa. Merancang struktur tahan gempa bukan menjadi pertimbangan, namun sebuah keharusan. Dengan melakukan tindakan preventif, maka kerusakan bangunan dapat diminimalisir. Prinsip struktur tahan gempa terletak pada membuat struktur menjadi satu kesatuan, sehingga beban dapat ditanggung dan disalurkan bersama. Ada juga bangunan di Jepang yang terbuat dari kayu karena prinsip fleksibilitas dan kekenyalan bahan. Jika terjadi gempa, material cukup ringan dan jika ambruk tidak membebani struktur yang ada.
Sebenarnya pada tahun 2016 di daerah Bantul pemerintah Jepang bekerja sama dengan Indonesia sudah membuat prototipe rumah tahan gempa. Meguro Laboratorium dan JICA bersama PIP2B Yogyakarta memperlihatkan konstruksi tahan gempa. Rumah tahan gempa ini dibangun di Pendowoharjo. Metode pemasangannya adalah memperkuat bata dengan tali propylyne. Semacam jaring besi untuk mengamankan bata.
Teknik pemasangannya yaitu setelah kita memasang bata, bata dilapisi dengan tali propylyne di bagian dalam dan luar. Diantara bagian dalam dan luar ada titik-titik yang menembus dari dalam ke luar dan saling terhubung. Ketika terjadi getaran gempa, tali akan menahan dinding agar tidak roboh, sehingga memungkinkan orang lari keluar untuk menyelamatkan diri.
Para pembangun rumah sudah semestinya mempertimbangkan kelayakan bangunan tahan gempa mengingat Indonesia merupakan daerah yang sangat rawan gempa. Semoga kita bisa lebih waspada dan melakukan tindakan preventif pencegahan kerusakan bangunan pasca gempa.
Referensi sumber: bmkg.go.id