YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Pemkot Yogyakarta menunda rencana penataan kawasan Stadion Kridosono dan Stasiun Lempuyangan sebagai kawasan pendukung Malioboro. Hal ini menyusul belum selesainya penataan kawasan Malioboro dan Stasiun Yogyakarta (Tugu). Padahal, penataan Stadion Kridosono dan Stasiun Lempuyangan juga harus terintegrasi dengan penataan kawasan Malioboro dan Stasiun Tugu.
“Jadi sementara ditunda dulu. Sambil menunggu perkembangan penataan Malioboro dan Stasiun Tugu. Karena penataan kawasan Stasiun Lempuyangan dan Stadion Kridosono sangat berkaitan dengan penataan Malioboro dan Stasiun Tugu,” kata Kepala Bappeda Kota Jogja Agus Tri Haryono, Sabtu (4/12/2021).
Karena itu, Tri mengungkapkan saat ini pihaknya pilih fokus kepada penataan kawasan Kotabaru. Sejauh ini Pemkot Jogja telah mulai menata pedestrian di sisi kanan dan kiri sepanjang Jalan Suroto dan akan memperlebar trotoar dari sebelumnya satu meter menjadi tiga meter. Penataan trotoar tersebut, lanjut dia, diikuti dengan penataan saluran drainase yang ada di sepanjang jalan tersebut, termasuk memindahkan pohon dan tiang listrik.
Baca juga: Mulai Natal, Tersedia Lokasi Rapid Test Antigen di Stasiun Lempuyangan Jogja
“Setelah itu kami kerjakan sirip Jalan Suroto. Untuk Kridosono kami belum sentuh. Karena masih menunggu revisi rencana tata ruang dan wilayah dari Pemda DIY juga soal penataan Malioboro dan Stasiun Tugu. Setelah itu baru akan kami sesuaikan konsepnya untuk Stasiun Lempuyangan dan Kridosono,” sambungnya.
Sementara itu, PT KAI menurut dia telah memiliki desain untuk Stasiun Lempuyangan dan Stasiun Yogyakarta yang akan difokuskan kepada sentra pelayanan penumpang di DIY. Di mana ada rencana lokasi bongkar muat kereta barang akan ditata dan dialihkan ke Stasiun Patukan maupun Stasiun Prambanan (Brambanan). Dan, Stasiun Lempuyangan hanya akan melayani penumpang saja.
Dalam rencana awal yang sudah disusun PT KAI, pintu masuk ke Stasiun Lempuyangan tidak hanya dari selatan, tetapi juga dari utara. Selain itu akan ada bangunan-bangunan baru yang lebih modern. Area stasiun juga akan lebih luas ke arah utara. Sedangkan bangunan heritage tetap akan dilestarikan dan difungsikan. Bangunan heritage akan dipakai untuk restoran dan loko kafe, hotel budget. Selain itu ada bangunan untuk pertemuan, hotel bintang tiga, parkir, perkantoran, plaza untuk ruang publik, terowongan untuk pejalan kaki dan sepeda, depo, gudang, kondominium, mal, dan ruang kerja.
“Namun, rencana ini bisa berubah seiring dengan perubahan RT/RW dari provinsi. Karena RT/RW untuk Kridosono dan Stasiun Lempuyangan kan juga harus disesuaikan dengan Stasiun Tugu dan kawasan Malioboro,” sambung Agus.
Manajer Humas Daop VI KAI Supriyanto mengatakan meski telah memiliki rencana untuk renovasi Stasiun Lempuyangan secara besar-besaran sejak 2019 lalu, namun realisasi penataan stasiun tersebut sampai kini belum ada kejelasan.
Baca juga: Begini Suasana Uji Coba Terbatas KRL Jogja Solo
“Sampai saat ini kami belum mendapatkan perkembangan signifikan terkait rencana penataan tersebut. Dan sampai saat ini belum ada persiapan mengarah ke sana,” katanya.
Menurut dia, sejauh ini pihaknya hanya melakukan maintenance seperti penggantian bantalan rel dan beberapa pekerjaan yang belum mengarah ke grand desain penataan. Ia menambahkan, KAI kemungkinan akan mulai melakukan penataann Stasiun Lempuyangan, setelah Stasiun Yogyakarta ditata.
“Mungkin tunggu yang Stasiun Tugu dulu. Kalau untuk yang Lempuyangan belum ada perkembangan sejauh ini,” tandasnya. (den)