Bernas.id – Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Persatuan Artis Penyanyi, Pemusik dan Pencipta Lagu Republik Indonesia (PAPPRI) Jawa Timur akan memproduksi sebuah film semi musikal. Film berjudul Indonesia Satu itu akan mulai diproduksi pada 25 Juni mendatang dengan lokasi syuting di Surabaya.
Hal itu disampaikan Handoko AN selaku penulis skenario sekaligus sutradara film Indonesia Satu, Jumat (25/5/2018), melalui rilisnya kepada bernas.id. Sementara Ketua DPD PAPPRI Jatim, Sastra Harijanto Tjondrokusumo kepada wartawan di Michael Tj Gelato Surabaya, Kamis (24/5/2018), mengatakan, film yang diproduksi itu bukan merupakan film komersial.
Film Indonesia Satu lebih menitikberatkan sebagai sebuah gerakan moral untuk mengingatkan kepada segenap elemen bangsa tentang makna persatuan dan kesatuan. ?Diakui atau tidak, saat ini bangsa kita sedang diuji oleh isu perpecahan dan intoleransi. Celakanya, kondisi ini terjadi akibat perebutan jabatan. Ini pula yang mendasari saya menciptakan lagu Indonesia Satu yang kemudian menjadi ide dasar dari pembuatan film ini,? ujarnya.
Hari mengaku sangat sedih melihat kondisi bangsa saat ini. Namun, ia tak ingin memperbaiki kondisi dengan cara bergabung ke salah satu partai politik. Ia lebih memilih melakukan gerakan moral untuk bangsa.
?Saya dengar kabar dan bahkan dihubungi sendiri oleh salah seorang kawan yang kebetulan juga petinggi salah satu partai yang ingin membeli lagu saya itu untuk kampanye mereka. Saya bilang tidak. Lagu saya tidak akan saya jual untuk partai apapun. Mau dibeli berapa triliun pun tidak akan saya lepaskan. Tapi kalau untuk kepentingan bangsa ini, gratis. Saya jual dengan harga Rp 0 (nol rupiah),? tuturnya.
Sedangkan, Handoko AN yang juga pernah menjadi Redaktur di Harian Bernas Jogja (sekarang menjadi bernas.id), menyebutkan, ide dasar pembuatan film itu memang berasal dari Hari. Berdasarkan hasil obrolan, ternyata mantan pengurus PB ISSI itu telah menciptakan lima buah lagu yakni Indonesia Satu, Imitasi, Pahlawan Dilupakan, Mimpi Anak Desa dan Indonesia.
?Dari kelima lagu itu ada satu benang merah yang terulur, yakni Indonesia. Semua lagu berbicara tentang kondisi bangsa yang sedang carut marut akibat ulah segelintir orang yang memanfaatkan kedudukan dan jabatannya demi kepuasan dirinya sendiri. Lima lagu itulah yang kemudian mengilhami lahirnya film ini,? katanya.
Film Indonesia Satu, menurut Handoko, memiliki tema besar yakni optimisme. Diharapkan film ini bisa menjadi refleksi dan membuahkan keyakinan bahwa kalaupun saat ini bangsa Indonesia sedang berada di situasi yang carut marut, namun di suatu saat kelak, kondisi seperti itu akan berakhir.
Menyinggung tentang para pemain, Handoko mengatakan, talent untuk film ini berjumlah 21 orang yang terdiri atas 17 orang anak-anak dan empat orang dewasa. Semuanya adalah talent-talent lokal Surabaya dan hanya satu orang talent dari Yogyakarta, yakni Nani Yudi yang akan berperan sebagai ibu.
?Meskipun sebagian besar pemainnya adalah anak-anak, namun ini bukan film anak-anak secara ansich. Anak-anak di sini merupakan simbolisasi dari kenyataan bahwa kita sebagai bangsa masih sering kekanak-kanakan,? imbuhnya. (ted)