SLEMAN, BERNAS.ID – Tak seperti biasanya saat melukis, Wuri, pelukis asal Tamanmartani, Kalasan, Sleman merasakan aura yang berbeda ketika objek lukisannya sosok Raja dan Ratu Yogyakarta. Ia tak memungkiri ada aura mistis melingkupi ketika mencipta lukisannya tersebut.
Foto penobatan Sri Sultan Hamengku Buwana X sebagai Raja Yogyakarta dengan didampingi GKR Hemas merupakan objek lukisannya. Ia membutuhkan waktu kurang lebih dua minggu untuk menyelesaikannya.
Suasana mistis dialami Wuri, seperti ada sosok yang mengawasi dari belakang ketika melukis Ngarso Dalem, sapaan akrab Sri Sultan. Ia biasa melukis mulai jam 8 malam sampai jam 2 dinihari di ruang tengah rumahnya. “Seperti ada sesuatu yang mengawasi dari belakang. Kayak ada sosok,” katanya, Jumat (7/5/2021).
“Di belakang leher, kayak ada sosok mengawasi,” imbuhnya.
Wuri mengatakan memilih waktu melukis tengah malam karena lebih tenang. Sebelum melukis, ia memiliki ritual tersendiri, yaitu membaca doa sebisanya. “Kalau puasa yang karena pas Ramadhan ini puasa. Jadi siang puasa, malam melukis,” ujarnya.
Baca Juga : Muncul Dua Kluster Padukuhan, Sultan Menegur Pemkab Sleman
Alumni SMSR Yogyakarta tahun 1992 ini mengatakan, detail paling sulit melukis foto Sri Sultan Hamengku Buwono X terletak di bagian muka. “Itu yang menjadi bagian detail yang paling sulit. Kalau salah melukis wajah, lukisannya itu akan ambyar,” katanya.
Pelukis Wuri merupakan seniman yang membuat lukisannya atas dasar kreasi, bukan karena pesanan. Ketika memiliki ide, ia akan mengejawantahkan ke dalam lukisan. “Saya melukis Goyang Loss Doll Nusantara dengan ukuran 120 cm dibeli oleh Polda DIY. Dalam lukisan tersebut ada sosok Presiden Jokowi yang sedang menari. Lalu lukisan Angkringan RI 1 juga dibeli Polda DIY” katanya.
Ia bahkan bercerita tentang lukisan Jokowi dan Prabowo sedang ngopi bareng hilang saat pameran di Solo. “Di dunia politik dan seni, lukisan itu pernah buat geger karena saat itu, Prabowo dan Jokowi bersaing saat pemilihan capres. Hilang, pameran di Solo, kayaknya sindikat,” ujarnya.
“Lukisan Jokowi sedang memimpin orkestra, juga hilang di Jakarta,” imbuhnya.
Wuri juga bercerita lukisan 7 Presiden Indonesia sedang main gaple dibeli seseorang pejabat dari Bank Indonesia di Jakarta. “Waktu itu, ketemu di Ambarrukmo Plaza. Ia sebelum membeli tanya ke saya, kamu kok berani melukis 7 presiden main gaple. Saya jawab Presiden itu kan memikirkan rakyat pusing sehingga butuh hiburan,” katanya sambil ketawa.
Darah seni Wuri turun dari kedua orangtuanya. Ayahnya merupakan penari Ramayana dan Ibunya seorang perias. Ia memiliki studio dan galeri lukisannya di rumahnya Tamanmartani, Kalasan, Sleman. (jat)