Membicarakan kuliner di Indonesia tentu tidak akan pernah ada habisnya. Ada beragam makanan khas Indonesia yang tersebar di setiap daerahnya. Salah satu kuliner yang cukup terkenal adalah kue cucur.
Kue cucur merupakan makanan tradisional yang berbentuk bulat dan pipih menggembung. Kue cucur ada di berbagai daerah di Indonesia dengan nama yang berbeda-beda, di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, hingga Madura. Tak hanya terdapat di penjuru tanah air, kue cucur juga bisa ditemukan di negara Asia lainnya, seperti Malaysia, Brunei Darussalam, India, Srilanka, hingga Thailand.
Di Malaysia, kue ini disebut dengan nama kuih cucur, pinjaram, dan penyaram. Lalu, di Brunei Darussalam kue ini mempunyai nama kuih pinyaram. Khanom fak bua merupakan nama panggilan bagi kue cucur di Thailand. Sementara di India, kue ini bernama Neyyappam.
Sementara di Indonesia, kue cucur paling terkenal menjadi makanan khas dari Betawi atau Jakarta. Nama kue cucur diambil dari aktivitas proses pembuatan kue ini, yaitu mengocorkan olahan kue ini ke tempat penggorengan. Namun oleh masyarakat kata ‘kocor’ kemudian lebih dikenal dengan istilah ‘kucur’ atau ‘cucur’.
Lantas, bagaimana sih sejarah kue ini di Indonesia? Mari kita simak penjelasan berikut ini.
Sejarah Kue Cucur di Indonesia
Kue cucur kekinian (Foto: Instagram/@jogjabikinlaper)
Kue cucur masuk ke Indonesia berkat pengaruh dari bangsa lain. Namun, sampai saat ini literatur mengenai negara asal kue ini belum bisa dilacak.
Ketika di bawa ke Indonesia, kue ini disenangi oleh masyarakat. Kue cucur mempunyai rasa yang nikmat, serta cara pembuatannya pun cukup mudah. Bahan kue ini mudah diperoleh, yakni tepung beras. Cara membuatnya cukup mudah karena hanya tinggal digoreng.
Kue Cucur Jawa
Kue ini kemudian dijadikan makanan wajib saat momentum upacara adat. Kue ini selalu tersaji ketika upacara pernikahan dan pemotongan rambut bayi. Masyarakat Jawa menggunakan kue ini sebagai hantaran lamaran dari pihak pria. Selain itu, kue in juga disajikan untuk acara selametan atau ritual yang menggunakan sesajen.
Kue Cucur Sumatera Barat
Sajian kue cucur (Foto: Instagram/@kulinerigram)
Masyarakat Sumatera Barat menyajikan kue ini saat upacara manjalang mintuo, mahanta nasi, batandang, mahanta bubue, manyaok kandangatau. Acara setelah akad nikah, yakni kunjungan dari pihak perempuan ke rumah mertua dan wajib membawa kue ini.
Baca juga: Sejarah Opor Ayam, Makanan Khas Lebaran Akulturasi Budaya 3 Negara
Kue Cucur Sumatera Utara
Sementara di Sumatera Utara, khususnya Langkat, kue cucur digunakan untuk upacara ritual laut bersama beragam kue lainnya. Kue cucur melambangkan suku keling. Para nelayan menyajikan kue ini untuk jamuan laut agar aktivitas nelayan ketika menangkap ikan selalu dilindungi. Kue cucur sampai ke daerah ini diduga dibawa oleh pedagang dari India.
Kue Cucur Sulawesi
Kue cucur enak (Foto: Instagram/@mienna_nana)
Di Gorontalo, kue cucur dijadikan sesajian saat panen padi. Ketika perayaan panen, masyarakat akan menyantap kue cucur bersama-sama, hingga dijadikan alat tukar dengan beberapa ikat padi.
Masyarakat Mandar, Sulawesi Barat, menyajikan kue cucur saat upacara pembuatan perahu hingga pelayarannya ke laut. Upacara yang diiringi dengan doa selalu dilakukan mulai dari pengumpulan bahan baku perahu. Kue ini disajikan di atas nampan. Masyarakat sana percaya kue ini menjadi simbol harapan buah manis dari pekerjaan.
Sementara di Sulawesi Tenggara, desa Ara dan Tanah Beru, menggunakan kue ini saat ritual perahu pinisi. Dalam ritual tersebut, para ibu memulai acara dengan menaruh kue dumpi (kue cucur).
Kue Cucur Kalimantan
Masyarakat Kalimantan Tengah, khususnya di Kabupaten Kantingan, menyajikan kue cucur saat acara hinting pali. Hinting pali merupakan pemasangan tanda larangan atau rambu-rambu oleh masyarakat hindu kaharingan. Tanda tersebut berupa rotan dan daun sawang, yang dipasang di depan pintu rumah atau tempa upacara tiwah.
Sementara di Kalimantan Tengah, kue cucur identik dengan tradisi mandi safar. Mandi safar merupakan tradisi menceburkan diri ke Sungai Mentaya. Tujuannya adalah untuk meningkatkan rasa kekeluargaan, menghargai satu sama lain. Usai mandi, masyarakat akan berkumpul dan berdoa. Kemudian dilanjutkan dengan rebutan aneka makanan, salah satunya adalah kue cucur.
Baca juga: Jenis-Jenis Mie yang Populer, Pecinta Mie Pasti Paham!
Itu tadi informasi sekilas mengenai sejarah kue cucur di Indonesia. Setiap daerah memaknai kue cucur dengan cara yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut sekaligus menjadi keunikan keberagaman masyarakat di Indonesia. Hingga kini kue cucur masih dinikmati oleh banyak orang. Hal ini membuktikan bahwa kue ini tidak lekang oleh zaman.