SLEMAN, BERNAS.ID-Kontribusi jasa antar logistik atau pos di tengah Pandemi Covid 19 memiliki peran yang cukup penting untuk mendistribusikan alat kesehatan ke seluruh wilayah Indonesia. Tidak hanya itu, PT Pos Indonesia juga berperan penting dalam menyalurkan dana bantuan sosial hingga sampai ke masyarakat miskin yang terkena dampak pandemi virus corona ini.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X dalam sambutannya mengatakan di saat pandemi ini pengiriman atau jasa antar logistik (pos) alat kesehatan seperti Pakaian ADP, masker, dan peralatan kesehatan sangat penting dalam menanggulangi penyebaran covid-19. “Di sisi lain, juga terjadi perubahan perilaku masyarakat dari belanja offline menjadi online sehingga peluang sektor ini untuk berkembang semakin besar, meskipun perubahan perilaku itu dapat terhenti ketika pandemi berakhir. Hal inilah yang menjadi peluang dan tantangan sektor pos dan logistik di era new normal nanti,” tuturnya dalam webinar “Kontribusi Pos dan Logistik untuk Mengatasi Pandemi Covid (The New Normal)” yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerjasama dengan Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM beberapa waktu lalu.
Sedangkan, Gilarsi W Setijono, Direktur Utama PT Pos Indonesia menyampaikan bahwa PT Pos Indonesia di saat masa pandemi ini terus melayani masyarakat meski terkendala dari sisi pengiriman barang akibat pembatasan transportasi dengan adanya penerapan PSBB di beberapa daerah. ?Meski ada kendala tapi kita selalu memperhatikan kesehatan seluruh pegawai harus sehat dulu dalam memberikan pelayanan, karenanya protokol kesehatan covid-19 selalu diperhatikan,? katanya.
Selain mendukung pelayanan pengiriman alat kesehatan untuk tenaga medis, Gilarsi menyampaikan PT Pos Indonesia juga dipercaya pemerintah untuk menyalurkan bantuan sosial baik tunai dan non tunai. “Tantangan terbesar dalam pendistribusian bansos tersebut terkait soal data alamat penerima bantuan. Sebab data keluarga miskin semakin bertambah. Kita memiliki 58 juta data alamat. Kita olah dengan teknologi AI sehingga kita memiliki data 8,3 juta data alamat sebagai target tujuan pengiriman,? ujarnya.
Sementara itu, Kepala Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM, Prof Agus Taufik Mulyono mengatakan dampak positif pandemik Covid-19 berupa literasi IT dan kemudahan akses prosedur digital dapat dimanfaatkan sektor pos dan logistik untuk mempercepat distribusi logistik kemanusiaan. Menurutnya, pemerintah harus segera mendefinisikan perangkat legal terkait aturan main donor logistik kemanusiaan untuk bencana non alam. ?PT. Pos Indonesia dan Asperindo dapat berperan sebagai donor untuk mengelola distribusi bahan bantuan logistik kemanusian pada masa dan pasca pandemik Covid-19,?ujarnya.
Lalu, Ahmad M Ramli, Dirjen Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kominfo menyampaikan di masa pandemi Covid-19 ini jumlah transaksi online shop meningkat 400% dan diprediksi akan terus berlanjut pada new normal. Menurutnya, platform marketplace akan mendapat persaingan dari retailer besar hingga minimarket yang juga membuka layanan online hingga delivery. ?Jasa pos dan logistik akan berkompetisi pada kualitas layanan ini,?ujarnya.
Terakhir, Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres, Pos, dan Logistik Indonesia (Asperindo), Mohammad Feriadi mengakui adanya peningkatan permintaan pengiriman barang karena beralihnya pemesanan barang lewat platform online. Namun begitu, seluruh jaringan asperindo mematuhi protokol kesehatan Covid-19 dalam pelayanan pengiriman barang hingga sampai ke tangan konsumen. ?Terdapat peningkatan permintaan yang signifikan dari masyarakat karena berpindah ke platform online,? tutupnya. (jat)