Bernas.id – Beberapa hari lalu dunia K-Pop sedang dilanda duka karena meninggalnya Jonghyun SHINee dikarenakan keracunan gas karbon monoksida (CO). Sebenarnya apa itu karbon monoksida? Mengapa sampai bisa menimbulkan terjadinya kematian? Mari coba kita telusuri.
Karbon monoksida (CO) merupakan suatu jenis gas yang tidak berbau dan tidak berasa. Gas ini terbentuk karena proses pembakaran senyawa karbon yang tak sempurna. Karbon monoksida sendiri sering ditemukan dalam asap knalpot dari mesin yang berbahan bakar bensin.
Kasus keracunan karbon monoksida sendiri sudah banyak terjadi. Menurut Depkes RI pada tahun 2009, terdapat sekitar 1.500 orang yang meninggal akibat keracunan karbon monoksida setiap tahunnya. Kematian ini bisa disebabkan karena kecelakaan akibat tanpa sadar menghirup gas karbon monoksida terlalu banyak, maupundigunakan sebagai sarana bunuh diri, atau pencemaran lingkungan oleh gas buang industri yang banyak mengandung karbon monoksida.
Sifat beracun dari gas karbon monoksida dikarenakan dia dapat berikatan sangat kuat dengan hemobglobin dalam tubuh. Sehingga hemoglobin tidak dapat berikatan dengan oksigen, karena karbon monoksida sangat sulit dilepaskan dari hemoglobin. Jika ikatan karbon monoksida dengan hemoglobin jauh lebih banyak daripada ikatan hemoglobin dengan oksigen, maka pasokan oksigen di dalam darah akan menjadi berkurang. Karena tugas sebenarnya dari hemoglobin adalah berikatan dengan oksigen dan mengedarkannya ke seluruh tubuh. Karbon monoksida dapat mengikat hemoglobin 250-300 kali lebih kuat daripada oksigen.
Proses awal terjadinya kekurangan oksigen dalam tubuh dapat dimulai dengan sesak nafas, kemudian jika otak sudah mengalami kekurangan oksigen, dapat muncul rasa pusing dan tak sadarkan diri. Jika dibiarkan terus menerus, maka organ-organ vital seperti jantung dapat kekurangan oksigen dan berhenti berdetak, sehingga dapat menimbulkan kematian.
Kematian akibat gas karbon monoksida ini paling sering terjadi pada orang-orang yang berada dalam mobil menyala, dimana posisi mobil tersebut berada di ruang tertutup, garasi misalnya. Gas karbon monoksida yang dihasilkan mesin mobil akan masuk ke dalam mobil sehingga dapat menimbulkan keracunan. Oleh sebab itu, sangat tidak disarankan untuk terus menyalakan mesin mobil dalam keadaan berhenti.