Bernas.id – Bagi masyarakat asli Gresik, ketek dikenal dengan sebutan Ketupat Ketek. Makanan ini tidak sepopuler krawu dan pudak, tetapi masyarakat Giri asli pasti tahu makanan ini. Mau tahu lebih banyak tentang makanan khas ini? Simak ulasan berikut:
Cara Pembuatan
Dibuat dengan air ketek, air tersebut diambil dari bukit ketek di Desa Ngargosari, Kecamatan Kebomas. Sumber air itu masih ada, tetapi memang sudah tidak sebanyak dulu. Kata penjual ketek yang sudah berpengalaman selama 20 tahun, khas ketupat ketek yakni dibuat dengan air ketek dari sumber tersebut. Jika ketek dibuat dengan air lain, rasanya tidak akan sama dan bisa mengurangi ciri khasnya.
Dilihat lebih teliti, pembungkus ketek bukanlah janur, melainkan daun muda gebang yang dipesan dari Mojokerto. Daun ini juga berperan dalam cita rasa ketek yang gurih dan kenyal. Apalagi, jika ditambah dengan parutan kelapa dan gula jawa, semua itu akan menambah cita rasa ketek.
Sistem Penjualan
Penjual ketek umumnya orang-orang yang mengambil air ketek di bukit untuk dijadikan bahan pembuatan ketek. Selain dibuat ketek, mereka menjual air ketek seharga Rp15.000 hingga Rp18.000 per tong. Penjualan air ketek lumayan menguntungkan, hanya saja semakin lama pemesanan semakin sepi, dikarenakan sumber air yang menipis. Dengan demikian para penjual air ketek tidak bisa memenuhi permintaan pelanggan, akibatnya pelanggan enggan untuk memesan lagi.
Menurut seseorang yang mengambil air ketek, pengambilan air itu membutuhkan perjuangan yang cukup berat karena melewati medan yang terjal dan licin. Jika tidak berhati-hati, orang bisa jatuh di sana. Meski pengorbanan pembuatan, lalu penjualan ketek ini tidak mudah, penjual ketek merasa klop ketika menjual makanan ini. Jika jarang ditemui, justru mereka semakin semangat dalam menjualnya.
Itulah ulasan tentang air ketek yang merupakan makanan khas daerah. Mari lestarikan keberadaan berbagai ragam aset budaya daerah, seperti salah satunya air ketek ini.