YOGYAKARTA, BERNAS.ID- Sosok AKBP Ary Murtini, sosok Polwan yang menyukai budaya batik sejak lama. Menjalani tugas sebagai Kapolres Gunungkidul, sampai saat ini tetap memakai batik pada momen-momen tertentu.
AKBP Ary Murtini resmi menjadi Kapolres Gunungkidul menggantikan AKBP Edy Bagus Sumantri yang menempati posisi baru sebagai Kapolres Purworejo, Jawa Tengah. AKBP Ary Murtini sebelumnya menjabat sebagai Gadik Madya Pusdik Binmas Lemdiklat Polri.
Baca Juga Ditpolairud Polda DIY Tebar 5000 Bibit Ikan Dukung Ketahanan Pangan Nasional
Ia mencatatkan sejarah baru untuk pertama kalinya, seorang Kapolres Gunungkidul dijabat oleh seorang Polwan. Sebagai Kapolres, ia pun siap melayani dan mengabdikan diri kepada warga masyarakat di Kabupaten Gunungkidul. Ary mengajak partisipasi semua pihak dalam menjaga kondusifitas dan situasi Kamtibmas.
Namun dibalik sosok tegas berwibawa dan mengayomi sebagai Polwan, ia juga sosok perempuan pencinta batik. Ia mengaku telah menyukai wastra Nusantara batik ini sejal lama, bahkan ketika saat masih bersekolah.
“Suka batik sejak jadi Polwan pada tahun 1996 silam. Oh ya dulu pas sekolah kan ada juga satu hari pakai batik jadi mesti pakai, tapi pertama kali saat saya jadi Wakapolres Madiun 2016 itu. Dari iseng aja saya scrol medsos, kebetulan ketemu sogan batik, pas saat itu kan saya sudah pakai hijab dan sogan juga banyak koleksi gamis, modelnya bagus dan setiap mereka buat koleksi Lebaran saya suka beli untuk keluarga,” urai ceritanya.
Lebih dari itu, kata Ary, ia biasa menggunakan batik untuk acara-acara seperti acara kondangan atau yang menuntut acara yang mesti pakai batik atau misalnya bertemu teman ia akan memakai batik juga agar tampak lebih semi formal.
“Kalau pakai batik banyaknya pas diluar tugas, pasti pakai batik, lebaran saja saya pakai batik, saya memang suka dengan koleksi sogan batik modelnya tidak terlalu saklek dengan orang tua, jadi lebih kekinian juga lah,” terang Ary.
Tak hanya itu, Ia juga menyebutkan ada karakter tersendiri saat memakai batik. Terlebih batik merupakan warisan budaya dunia memang harus dilestarikan.
“Unik juga pas makai cocok dengan badan saya dan lebih kekinian motif-motif nya bagus. Saya yg penting itu suka dan enak dipandang saja. Sekarang kan model batik juga beragam jangan malu pakai batik, justru malah keren. Batik juga identik dengan Indonesia sehingga harus didukung dan jangan ditinggalkan,” tutur Ary.
Kapolres perempuan yang asli Semarang dan rumah di Banyuwangi ini juga menyebutkan kalau sering memakai batik saat perjalanan misal naik kereta api.”Kalau ke luar kota kan pakai kereta, itu kalau pulang kan pasti pakai gamis enak dan gampang buat sholat,” jelasnya.
Baca Juga : Menunggu Diskresi SLF, P3SRS Menunda Aksi di Mapolda DIY
Ari menyebutkan salah satu koleksinya yakni Batik Sogan yang menurutnya memiliki kepedulian terhadap masyarakat khususnya kaum disabilitas.
“Itu tentu luar biasa itu kan sudah seharusnya saudara-saudara kita yg berkebutuhan khusus harus dirangkul dan jangan ditinggalkan, ini membuktikan bahwa saudara-saudara kita ini harus diterima. Juga di Polri kan kita sudah melakukan itu, menerima dari disabilitas juga,” ungkapnya.
Kecintaan pada batik seolah telah menjadi bagian dari kehidupan Kapolres Gunungkidul, terutama saat di luar tugasnya menjadi polisi. Bahkan, saat ditawari jadi model fashion show batik ia langsung merespon cepat dan antusias. “Kalau ada fesyen show tentu saya mau sekali untuk ikut serta jd model,” ujar Ary sembari tertawa. (jat)