YOGYAKARTA, BERNAS.ID- Pada tahun 2025, desainer muda asal Yogyakarta, Iffah M Dewi kembali membuat karya batik tebarunya. Keunikan karyanya kali ini bertema tentang perjalanan Isra’ Mi’raj.
Karya batik Iffah sebagai komitmennya untuk terus menciptakan karya dan kepeduliannya dalam pelestarian budaya. Sebelumnya, pada tahun 2023, berkat ketekunannya ini, menjadi salah satu penerima Anugerah Kebudayaan DIY.
Baca Juga Festival Lereng Merapi Tanamkan Pendidikan Karakter
Menurut Iffah, penghargaan Anugerah Budaya itu telah memberikan motivasi lebih bagi dirinya untuk berkreasi dan menggelar karya-karyanya. Tak hanya level nasional, banyak karya batiknya telah ditampilkan pada event fahsion show dan pameran di luar negeri seperti Tokyo (Jepang), Plodiv (Bulgaria), Brussel (Belgium ), Melbourne (Australia) hingga Paris (Prancis).
“Mudah-mudahan saya diberikan kekuatan untuk terus istiqomah, untuk nguri-nguri batik, untuk berkarya lebih dan menyampaikan pesan-pesan kebaikan melalui batik,” tutur Iffah.
Pada tahun ini, salah satu karya terbarunya diberi nama Sekar Langit
terinspirasi dari perjalanan spiritual “Isra’ Mi’raj” Nabi Muhammad SAW, perjalanan di malam hari dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa, hingga menuju Sidratul Muntaha.
Koleksi ini menggunakan kain katun premium dengan kombinasi batik tulis dan cap, menghadirkan pola-pola klasik seperti kawung dan truntum yang melambangkan ketenangan dan keikhlasan. Karya batik ini, kata Iffah, menggunakan elemen-elemen aplikasi hamdmade seperti sungai yang mengalir, sulur bunga dan buah-buahan, Pohon Thuba serta awan. Warna hitam dan putih dipilih sebagai representasi harmoni antara kehidupan di dunia dan keabadian di akhirat.
“Kami harap pemakainya bisa merasakan ketenangan jiwa untuk membangkitkan semangat berbuat baik,” ucap Iffah.
Tak hanya mempopulerkan batik, pemilik Sogan Batik Rejondani ini bersama rekan-rekannya sesama desainer di Yogyakarta juga ingin menjadikan DIY sebagai kota fesyen berskala nasional dan global dengan fokus utama pada wastra atau tenun batik.
“Saya juga tergabung dalam Jogja Fashion Dunia, mudah-mudahan ingin membawa Yogyakarta ini sebagai kota fesyen yang berbasis wastra,” tukasnya. (jat)