YOGYAKARTA, BERNAS.ID- Yogyakarta sebagai kota yang dikenal sebagai pusat budaya dan tradisi Jawa, kini memiliki satu destinasi wisata baru. Namanya, Bijakjawa yang akan turut memperkuat budaya dan tradisi Jawa di Kota Gudeg.
Selama lebih dari 12 tahun, Bijakjawa telah memainkan peran penting dalam melestarikan dan mempopulerkan budaya Jawa melalui merchandise, media sosial, dan keikutsertaan aktif dalam berbagai acara kebudayaan. Kini, brand ini memperluas misinya menjadi pusat edukasi budaya Jawa yang interaktif, relevan, dan modern.
Bijakjawa: Lebih dari Sekadar Merchandise
Dibangun dengan semangat melestarikan nilai-nilai luhur budaya Jawa, Bijakjawa menggunakan filosofi keris sebagai identitasnya. Logo keris yang ikonik bukan sekadar elemen desain, tetapi simbol keberanian, kebijaksanaan, dan harmoni. Melalui merchandise seperti kaos, Bijakjawa membawa pesan budaya Jawa ke generasi muda dan wisatawan.
Baca Juga : Over Tourism: Indikasi Destinasi Sangat Diminati, Dampak dan Tips Mengantisipasinya
“Bijakjawa bukan hanya bisnis, tetapi jembatan antara tradisi dan modernitas. Kami ingin masyarakat, khususnya generasi muda, memahami makna di balik simbol budaya seperti keris,” ujar Abdul Kholik S. Fili, salah satu pendiri Bijakjawa.
Bijakjawa juga aktif mendukung kegiatan kebudayaan seperti Festival Kampung Srawung, Jogjakarta Republik Onthel, dan berbagai acara seni lainnya. Keikutsertaan ini menunjukkan komitmen mereka terhadap pelestarian tradisi melalui kolaborasi dengan komunitas lokal.
Visi Besar: Pusat Edukasi Budaya Jawa
Melangkah lebih jauh, Bijakjawa kini sedang mempersiapkan diri menjadi pusat edukasi budaya Jawa di Yogyakarta. Di tempat ini, wisatawan dapat belajar tentang tradisi, seni, dan sejarah Jawa melalui berbagai program interaktif seperti workshop batik, filosofi keris, dan seni pertunjukan.
Menurut Dr. Bambang Sugiharto, pakar filsafat budaya, “Bijakjawa adalah model bagaimana tradisi bisa tetap relevan di era modern. Dengan pendekatan yang edukatif, mereka tidak hanya menjaga budaya, tetapi juga menciptakan pengalaman wisata yang bermakna.”
Sebagai langkah awal, Bijakjawa akan meluncurkan podcast eksklusif bertema keris. Program ini terdiri dari 12 episode, menampilkan pakar budaya, akademisi, dan seniman untuk membahas keris dari berbagai sudut pandang—sejarah, seni, spiritualitas, dan filosofi kehidupan. “Kami ingin masyarakat memahami bahwa keris adalah simbol yang kompleks, tidak hanya sebagai benda antik, tetapi juga sebagai bagian dari identitas budaya Jawa,” jelas Abdul.
Sudut Pandang Dinas Pariwisata dan Kebudayaan
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Yogyakarta, Dr. Haryanto Nugroho, menyambut baik inisiatif Bijakjawa. “Yogyakarta telah lama dikenal sebagai kota budaya, dan Bijakjawa memperkuat posisi itu. Dengan menghadirkan pusat edukasi budaya, Bijakjawa tidak hanya meningkatkan daya tarik wisata, tetapi juga memberikan kontribusi nyata dalam pelestarian tradisi. Ini selaras dengan program kami untuk mempromosikan pariwisata berbasis budaya.”
Data dari Dinas Pariwisata menunjukkan bahwa Yogyakarta menerima lebih dari 4 juta wisatawan setiap tahun, dengan 30% dari mereka tertarik pada wisata budaya. Pusat edukasi seperti yang direncanakan Bijakjawa berpotensi menjadi destinasi unggulan, terutama bagi wisatawan yang ingin merasakan pengalaman otentik budaya Jawa.
Pendekatan Akademisi: Menjadikan Tradisi Relevan
Menurut Prof. Sudarmadji, Guru Besar Antropologi UGM mengatakan edukasi adalah kunci untuk melestarikan budaya. “Ketika generasi muda diberikan ruang untuk memahami nilai-nilai tradisional melalui pendekatan modern seperti podcast dan workshop, mereka akan merasa memiliki budaya tersebut,” ujarnya.
Bijakjawa juga berencana bekerja sama dengan akademisi dan komunitas lokal untuk mengembangkan kurikulum interaktif yang sesuai dengan kebutuhan wisatawan dan masyarakat lokal. Langkah ini tidak hanya memperkuat posisi Bijakjawa sebagai pusat edukasi budaya, tetapi juga mendukung Yogyakarta sebagai destinasi wisata edukasi tingkat dunia.
Statistik dan Rencana ke Depan
12 Tahun Berdiri: Bijakjawa telah berkontribusi dalam lebih dari 50 acara budaya. Podcast 12 Episode: Program ini dirancang untuk menjangkau lebih dari 100.000 pendengar di berbagai platform digital.
Baca Juga : Indonesia Wedding Congress 2024 Gairahkan Bisnis Wisata Pernikahan di Destinasi Pariwisata
Pusat Edukasi Budaya Jawa: Direncanakan beroperasi penuh pada akhir tahun depan, dengan fasilitas seperti ruang pameran, workshop, dan pertunjukan seni.
Bijakjawa juga berencana menjalin kemitraan dengan sekolah, universitas, dan lembaga budaya untuk memperluas dampak edukasi mereka. “Kami ingin menjadi bagian dari solusi untuk memastikan bahwa tradisi Jawa tetap hidup di masa depan,” kata Abdul.
Harapan Masa Depan
Melalui visi besarnya, Bijakjawa tidak hanya memperkuat identitas budaya Jawa tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap pariwisata dan pendidikan. “Bijakjawa adalah bukti bahwa budaya tidak harus statis. Dengan pendekatan yang inovatif, kita bisa menjadikannya relevan, menarik, dan bermanfaat bagi semua orang,” tutup Abdul.
Dengan dukungan masyarakat, akademisi, dan pemerintah, Bijakjawa siap menjadi destinasi unggulan di Yogyakarta, membawa tradisi Jawa ke tingkat yang lebih tinggi. Bagi wisatawan yang ingin membawa pulang lebih dari sekadar oleh-oleh, Bijakjawa menawarkan pengalaman budaya yang tidak terlupakan. (jat)