JAKARTA, BERNAS.ID – Partai Demokrat (PD) Jakarta memberikan apresiasi terhadap pelaksanaan program makan bergizi gratis di Jakarta. Demokrat mengingatkan pentingnya menjaga kualitas program ini ketimbang terburu-buru memperluas cakupan.
Program makan bergizi gratis yang dimulai di 41 sekolah di Jakarta dioperasikan oleh empat satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG). Ketua DPD PD DKI Jakarta, Mujiyono, menilai, pelaksanaan program ini harus menyesuaikan dengan kesiapan pihak terkait.
Baca Juga : Prabowo Pantau Program Makan Bergizi Gratis
“Memang belum semua sekolah yang dapat melaksanakan program tersebut karena disesuaikan dengan kesiapan masing-masing,” ujar Mujiyono pada Senin (6/1/2025).
Mujiyono sepakat bahwa kualitas harus menjadi fokus utama program makan siang gratis (MBG) ini. Ia menekankan, program ini baru boleh dijalankan jika semua pihak benar-benar siap.
“Program ini harus fokus pada kualitas, tidak perlu terburu-buru mengejar kuantitas. Hal ini penting agar tujuan baik program ini tidak dinodai oleh masalah yang mungkin diviralkan secara negatif,” katanya.
Baca Juga : Rayakan HUT ke 23, Demokrat Kota Jogja Siap Menangkan Heroe-Peno
Ia juga menyebutkan bahwa program MBG merupakan salah satu program prioritas Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, manfaat program ini sangat besar, mulai dari peningkatan gizi hingga membantu mengatasi stunting dan meningkatkan prestasi belajar anak-anak.
“Program ini sangat nyata manfaatnya untuk anak Indonesia, termasuk sebagai jaringan pengaman sosial bagi warga yang kurang mampu,” ujarnya.
Mujiyono menilai wajar jika pada tahap awal terdapat kekurangan. Mengenai distribusi susu yang hanya dua kali sepekan, ia meminta agar hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan dan situasi.
“Pada tahap awal, wajar jika masih ada kekurangan karena program ini melibatkan banyak pihak dan berskala besar. Saya berharap kekurangan tersebut dapat segera disempurnakan,” tuturnya.
Program makan bergizi gratis diharapkan terus berkembang dengan tetap mengutamakan kualitas guna memberikan dampak maksimal bagi anak-anak di Jakarta. (DID)