JAKARTA, BERNAS.ID – Balai Kota Provinsi DKI Jakarta menjadi saksi momen bersejarah pada Selasa, 31 Desember 2024, ketika para pemimpin Jakarta lintas generasi berkumpul dalam acara bertajuk “Bentang Harapan JakAsa.”
Di tengah suasana penuh kehangatan, mereka menuliskan harapan untuk masa depan Jakarta di atas kain vinil putih yang dibentangkan.
Baca Juga : Bentang Harapan JakASA, Mantan Gubernur DKI dan Warga Menulis Harapan untuk Jakarta
Sutiyoso, Fauzi Bowo, Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Syaiful Hidayat, Sumarsono, hingga Anies Baswedan duduk bersama dalam suasana harmoni, mencerminkan simbol persatuan demi kemajuan Jakarta.
Pengamat tata kota Yayat Supriyatna menyebut momen ini sebagai gambaran transformasi kepemimpinan Jakarta yang telah melintasi beragam era.
“Pertemuan ini memperlihatkan bagaimana setiap kepemimpinan dengan visi dan gaya yang berbeda memiliki satu tujuan utama, yakni memajukan Jakarta dan menyejahterakan warganya. Ini menjadi penghubung antar-generasi untuk memahami proses transformasi Jakarta hingga menuju usia lima abad,” ujar Yayat.
Baca Juga : Jakarta Sambut Tahun Baru dengan “Semarak Jakarta Mendunia”
Yayat menjelaskan bahwa Jakarta bukanlah kota yang dirancang dari nol seperti Ibu Kota Nusantara (IKN), melainkan sebuah warisan yang terus tumbuh dan berkembang bersama masyarakatnya.
Dikatakannya satu satunya kota yang sejarah perubahannya tercatat dan terlihat dalam dokumentasi di Indonesia adalah Jakarta.
“Jakarta adalah kota yang proses perubahannya tercermin dari tiap periode kepemimpinan, membentuk wajah yang kita kenal hari ini,” tambahnya.
Gelaran ini juga menjadi langkah awal hitungan mundur menuju usia lima abad Jakarta. Ia memuji kreativitas Penjabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi yang berhasil mempertemukan para pemimpin lintas generasi dan menunjukkan nilai kebersamaan dalam membangun kota.
Acara “Bentang Harapan JakAsa” mendapat apresiasi luas, termasuk dari Menteri Agama Nasarudin Umar, yang menilai pertemuan ini memperkuat identitas Jakarta sebagai miniatur Indonesia.
“Jakarta ini adalah simbol toleransi, kesetaraan, dan semangat kebersamaan. Kita berharap kota ini menjadi kiblat peradaban modern yang inklusif,” ujar Nasarudi.
Melalui acara ini, harapan besar terbangun untuk Jakarta agar terus menjadi kota yang dinamis, sejahtera, dan membawa inspirasi bagi masa depan Indonesia. (DID)