JAKARTA, BERNAS.ID – Penurunan produksi beras di Jakarta tampaknya tak lepas dari terus menyusutnya lahan pertanian di ibu kota. Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat bahwa luas panen padi pada tahun 2024 mencapai 513,27 hektare, lebih besar dari luas lahan baku sawah Jakarta yang hanya tersisa 414 hektare, menurut data Kementerian ATR/BPN. Meski ada panen lebih dari sekali setahun, penurunan luas lahan berdampak signifikan pada hasil panen.
Baca Juga : Luncurkan Beras Jatam DIY, Muhammadiyah Bisa Bersaing dengan 9 Naga
Kepala BPS Provinsi DKI Jakarta, Nurul Hasanuddin, mengatakan produksi beras tahun ini diproyeksikan mencapai 1.453,78 ton, turun 7,78 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 1.576,37 ton. Menurunnya hasil ini disinyalir akibat konversi lahan pertanian untuk keperluan lain, seiring terbatasnya ruang bagi pertanian di wilayah Jakarta.
“Luas panen memang menunjukkan adanya upaya mempertahankan produksi dengan panen lebih dari sekali dalam setahun, tetapi kenyataannya ada penurunan sekitar 29,66 hektare dari luas panen tahun sebelumnya,” kata Nurul pada Jumat (1/11/2024).
Baca Juga : Sejarah Minyak Goreng: Berasal dari Kelapa Sawit di Afrika Barat hingga Mendominasi Dunia
Produksi padi sepanjang Januari-September 2024 mencapai 2.153,42 ton gabah kering giling (GKG), setara 1.269,31 ton beras, turun 13,47 persen dari periode yang sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa upaya mempertahankan produksi menghadapi tantangan besar, terutama dengan keterbatasan lahan.
Pengamat pertanian menilai, untuk menjaga stabilitas pangan, pemerintah perlu mempertimbangkan langkah-langkah inovatif, seperti penggunaan teknologi pertanian urban atau optimalisasi lahan kosong di wilayah perbatasan DKI. Mengingat tekanan urbanisasi yang terus mendorong perubahan fungsi lahan, perlu ada strategi jangka panjang untuk melindungi ketahanan pangan di ibu kota. (DID)