YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY menyelenggarakan peringatan hari tani nasional, bertempat di aula PWM DIY, Senin (30/9/2024). Dalam acara itu dilaksanakan launching produksi beras jatam yang merupakan hasil dari para petani lokal yang tergabung dalam Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam).
Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY Ikhwan Ahada yang hadir dalam kesempatan itu memberikan harapan besar terhadap keberlanjutan program jatam. Menurutnya, dakwah Muhammadiyah harus dikembangkan tanpa batas, termasuk dakwah pemberdayaan masyarakat yang saat ini tengah mempelopori kemandirian pangan melalui pengadaan beras jatam.
“Bukan persoalan banyak atau sedikit yang dapat diambil, namun sebagai upaya mempelopori kemandirian pangan dimulai dari petani kemudian dikonsumsi oleh masyarakat kita sendiri. Dengan harapan semua menjadi sebuah lingkaran ekonomi dari, oleh dan untuk kita sendiri,” harap, Ikhwan.
Ikhwan mengatakan langkah dari MPM DIY ini tentu langkah yang sangat bagus karena menambah cara model dan gaya dakwah yang berbeda. Karena bagaimanapun juga dakwah tidak bisa dimaknai dalam makna yang sempit.
“Nah, saat ini petani disentuh, pada saatnya nanti ada nelayan, buruh, atau profesi-profesi yang lainnya,” ucapnya.
Ikhwan berpandangan beras jatam diharapkan mampu dipasarkan secara lebih luas. Sebagai bentuk hilirisasi menggunakan jejaring persyarikatan Muhammadiyah di tingkat jamaah, ranting, cabang, daerah, wilayah dan PP Muhammadiyah, termasuk juga terhadap peran Amal Usaha Muhammadiyah.
Ikhwan mengungkapkan muhammadiyah sebetulnya memiliki potensi yang luar biasa. Maka semua potensi yang ada harus terus digerakan. Tidak pada aspek pertanian saja, namun juga aspek perekonomian.
“Modal jejaring inilah nanti pada saatnya akan menjadi kekuatan ekonomi besar yang mampu bersaing dengan sembilan naga,” ucapnya.
Seperti diketahui sembilan naga atau Gang of nine sebuah istilah saja, yang ditujukan kepada sembilan pengusaha besar keturunan Tionghoa yang ada di Indonesia.
“Jadi, mari kita bangkitkan, kita bangunkan naga yang masih tidur ini. Itulah yang saya katakan, kita akan mampu berdiri setara, bahkan mungkin lebih dari naga naga yang sudah ada. Begitu harapan kami, harapan kan boleh,” tutur Ikhwan.
Permintaan Beras Jatam Terus Meningkat
Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat PWM DIY Agus Amin Syaifudin mengatakan beras Jatam diambil langsung dari produsen petani di empat kabupaten DIY. Adapun jumlah petani yang tergabung di Jatam tersebut sebanyak 1.000 orang. Target produksi beras yang dikemas khusus 5 kilogram tersebut ke depan sekitar 3 ton.
“Untuk bulan ini baru sekitar 1 ton lebih, ke depan terus meningkat karena jumlah petani yang bergabung juga bertambah dan jumlah permintaan juga terus meningkat,” katanya.
Ia mengatakan potensi pasar memang lebih banyak menyasar kalangan Muhammadiyah. Saat ini lebih banyak mensuplai kebutuhan pangan yang berkaitan dengan amal usaha Muhammadiyah. “Potensi pasar di DIY ini ada sekitar 300 ribu jamaah misalnya, kan besar sekali. Sementara saat ini masih menyasar amal usaha Muhammadiyah saja,” tutur Agus.
Adapun terkait harga, Agus mengatakan untuk harga kompetitif dengan prioritas membangun value beras sehat dan ramah lingkungan. Sementara dari sisi rasa, tergantung jenis beras maupun variates. “Kalau untuk rasanya ada beberapa jenis. Misal untuk kluster satu bisa dikatakan seperti beras mentik,” ungkapnya.
Ada perbedaan antara beras jatam dengan beras dari kelompok tani pada umumnya. “Ini ada unsur dakwahnya, ada share profit juga dengan di cabang, daerah, ranting ataupun pihak pihak yang berperan didalamnya,” ujarnya.
Bagi MPM lebih menekankan pada sisi peningkatan kapasitas petani, salah satunya dengan memproduksi beras jatam. “Gerakan pemberdayaan ini untuk pertanian yang berkelanjutan dan berkemajuan,” ucapnya. (age)