BERNAS.ID – Bumi nusantara yang indah dan subur ini, tumbuh puluhan ribu tanaman yang bisa dipergunakan untuk obat. Penduduk nusantara telah menggunakan jamu untuk menjaga kesehatan dan mengobati penyakit sejak ribuan tahun lamanya.
Jamu yang aslinya adalah Djampi Oesodo telah semakin berkembang dan diminati masyarakat luas di nusantara, bahkan di mancanegara.
Salah satu bahan jamu yang paling populer adalah temu-temuan. Temu-temuan banyak jenisnya, seperti temu lawak, temu putih, temu ireng, temu giring, dan lain lain. Di dalam rimpang temu-temuan, terdapat dua zat berkhasiat utama yaitu kurkuminoid dan minyak atsiri, meskipun kandungan zat-zat lain juga ada.
Baca Juga : Peringati Hari Jamu Nasional, Dewan Jamu Indonesia DIY Bagikan Ribuan Jamu Gratis
Ada dua sifat yang sangat berlawanan antara kurkuminoid dan minyak atsiri, dimana kurkuminoid tidak tahan terhadap pemanasan (suhu tinggi) sementara minyak atsiri cukup tahan terhadap suhu tinggi.
Berarti, pemanasan (lebih dari 60) akan merusak atau mengurangi khasiat kurkuminoid, sementara minyak atsiri cukup tahan dan khasiatnya tidak berkurang bahkan pada suhu 100.
Memahani hal ini, masyarakat diharapkan lebih bijak dan pintar dalam memahami khasiat kurkuminoid dan minyak atsiri terutama dalam meramu jamu.
Baca Juga : Patung Craki di Pasar Ngasem Sebagai Penghargaan untuk Pengrajin Jamu
Kurkuminoid sangat bagus sebagai anti oksidan yang mampu mengurangi jumlah radikal bebas di dalam darah sehingga bermanfaat dalam pencegahan penyakit jantung, stroke, penyakit hati, penyakit ginjal, penyakit asam lambung dan lain-lain.
Sementara minyak atsiri bermanfaat untuk meningkatkan nafsu makan, mengurangi rasa pegal, nyeri otot, dan lain lain.
Jika pilihanya adalah untuk pencegahan penyakit jantung, stroke, penyakit hati, penyakit ginjal, dan penyakit asam lambung, temu-temuan sebaiknya jangan direbus tetapi diparut atau diblender.
Sebaliknya, cara meramu temu-temuan untuk meningkatkan nafsu makan, mengurangi rasa pegal, dan nyeri otot sebaiknya direbus sampai mendidih sehingga keluar kandungan minyak atsiri dalam jumlah banyak.
(Penulis : Nyoman Kertia | Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam FK-KMK UGM | Ketua Dewan Jamu DIY)