YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Saemaul Foundation, Korea Selatan bersama Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemda DIY) menarget Nanggulan, Kabupaten Kulon Progo untuk dibangun 3 desa percontohan agribisnis. Sebelumnya, Saemaul sukses mendampingi Desa Bleberan dan Ponjong di Gunungkidul untuk mengembangkan agribisnis.
Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X secara khusus bertemu dengan Direktur Kantor Perwakilan Saemaul Foundation Indonesia Hong Seunghoon di Gedhong Wilis, Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Selasa (22/11).
Diketahui, DIY dan Provinsi Gyeongsangbuk, Korea Selatan memiliki kerjasama sister province dan program kerjasama Saemaul Foundation ini menjadi salah satu kerjasama nyata.
Hong mengatakan, dalam pelaksanaannya program desa percontohan ini sedikit banyak akan disesuaikan dengan potensi desa tersebut.
Saemaul Foundation akan memberikan bantuan dan pendampingan untuk agribisnis beras menor di tiga kalurahan dan pendampingan agribisnis jamur khusus di Kalurahan Wijimulyo, Kapanewon Nanggulan.
Menurutnya, kerjasama ini bisa berkembang di kalurahan lainnya tergantung dengan potensi masing-masing.
“Kerjasama Saemaul Foundation akan menyasar 3 desa kemudian rencananya dari Pemda DIY, juga akan mengembangkan desa yang lain melalui program Gotong Royong Global. Teknisnya nanti akan kita diskusikan lebih lanjut,” ucap Hong.
Hong menambahkan, untuk lokasi desa percontohan ini selain pertanian juga ada pengembangan lingkungan. Sesuai dengan permintaan Sri Sultan, ia juga akan berupaya mengembangkan IT, digitalisasi dan administrasi. Dengan begitu, SDM masyarakat akan lebih berkembang untuk mensejahterakan dirinya secara mandiri.
“Kami juga memohon perhatian dari pemerintah daerah terutama dari Bapak Gubernur untuk berkolaborasi mengembangkan desa, dan ditanggapi sangat positif oleh Sri Sultan,” terang Hong.
Baca Juga Muhibah Budaya, Wujud Kerjasama DIY Dan Trenggalek
Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Sugeng Purwanto yang turut mendampingi Sri Sultan menjelaskan, kerjasama pengembangan desa di Gunungkidul telah selesai. Selama 5 tahun kerjasama, Saemaul melihat banyak hal positif sehingga ketika kerjasama selesai, pihak Saemaul memutuskan untuk memperbarui kerjasama dengan menyasar kabupaten lain di DIY.
Desa di Gunungkidul saat ini sudah kembali diserahkan pada DIY untuk diteruskan pengembangannya. Sri Sultan juga sudah menindaklanjuti dengan menggelontorkan bantuan Rp1 Miliar untuk mendukung irigasi, penyediaan air bersih, serta bibit ternak dan pertanian.
Menurut Sugeng, pihak Korea Selatan (Korsel) menilai program kerjasama ini sukses sehingga ada tindak lanjut dengan memulai program baru. “Mereka akan membangun 3 desa percontohan di Kulonprogo. Yang pertama akan dibangun adalah di Wijimulyo, Nanggulan. Bisa dikatakan ini tadi proses pembahasan kerjasama cukup clear dari pihak Saemaul dan DIY,” katanya.
Sugeng mengatakan Sri Sultan meminta secara implisit untuk keberlanjutan dari pelaksanaan program ini. Ia mengatakan Sri Sultan berharap ada generasi milenial yang mumpuni dalam hal IT bisa turut andil dalam program ini sehingga nantinya bisa memaksimalkan proses produksi hingga pemasaran. Permintaan khusus tersebut juga disanggupi oleh Saemaul.
Baca Juga Presiden Taiwan Tegaskan Rakyatnya Tak Takut China
Sekretaris Dinas Perizinan dan Penanaman Modal DIY, Catur Cahya Nurseta menambahkan konsep pemberdayaan yang diusung Saemaul disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing desa. Tidak hanya dari satu sisi saja, nantinya potensi akan benar-benar digali dengan memanfaatkan kearifan lokal agar program pemberdayaan ini benar-benar cocok dan berhasil membangun desa tersebut.
Lanjut tambahnya, lingkup kerjasama dari Saemaul adalah pendampingan dan pengawasan. Ia mengatakan terkait dengan teknis pelaksanaannya, Saemaul akan mendatangkan tenaga ahli dari Korea Selatan untuk menyukseskan program, terutama di bidang pertanian dan digitalisasi. Tidak hanya itu, ahli pertanian dari DIY pun akan digandeng guna mengembangkan apa yang menjadi program mereka.
“Teknisnya nanti bahkan masyarakat lokal akan terlibat karena sangat mungkin ada banyak ide untuk pengembangan. Nah untuk tenaga ahli, nanti mereka yang akan menyediakan. Yang pasti masyarakat harus terlibat. Ini poin utamanya,” papar Cahya.
Cahya menerangkan program di Nanggulan Kulon Progo akan berlangsung selama 5 tahun, dari tahun 2022 hingga 2027 mendatang. Peningkatan kesejahteraan masyarakat menjadi tolok ukur dari keberhasilan kerjasama ini. (jat)