Bernas.id – Bisnis kecil dan menengah atau UKM adalah penggerak utama pasar lokal dan ekonomi global, sehingga penting bagi pembuat kebijakan dan pemerintah untuk memahami perspektif, tantangan, dan peluang yang tersedia bagi bisnis kecil dan menengah.
Tak bisa kita pungkiri munculnya Pandemi Covid-19 ini juga menimbulkan banyak kendala bagi pelaku UKM untuk mengembangkan usahanya. Survei Bank Indonesia di tahun 2021 juga menyebutkan bahwa 87,5 persen UKM di Indonesia terdampak oleh Pandemi Covid-19. Karena itu, diperlukan langkah khusus untuk mengatasi hal tersebut.
Salah satu cara yang dianggap mutakhir untuk mengatasi efek pandemi adalah digitalisasi. Bahkan, dalam acara HSBC Wealth Outlook 2022 percepatan transformasi digital dianggap penting guna mendukung pemulihan pasca pandemi C0VID-19
Mendorong pengembangan aktivitas ekonomi berbasis digital juga menjadi salah satu strategi pengendalian risiko penularan dalam peningkatan aktivitas ekonomi di masa pandemi COVID-19. Jadi, bisa dibilang digitalisasi kini menjadi trend di semua aspek, termasuk ekonomi.
Baca juga: Omicron Pengaruhi Pemulihan Bisnis di Indonesia dan Memunculkan Tren Hybrid
Cara UKM Menghadapi Tantangan dan Trend Masa Kini
Agar terus berkembang, sebuah bisnis tentu harus mengikuti apa yang menjadi trend saat ini, termasuk bisnis kecil. Berdasarkan data tertulis yang didapatkan Bernas.id, 86% bisnis kecil dan menengah yang menggunakan Facebook melaporkan bahwa mereka terlibat dalam aktivitas yang mampu menghasilkan pemasukkan.
Lalu 22% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook melaporkan bahwa penjualan mereka pada bulan lalu lebih tinggi daripada bulan yang sama pada tahun lalu.
Sekitar 47% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook melaporkan bahwa setidaknya 25% penjualan mereka terjadi di ranah digital selama sebulan terakhir.
Hampir 9% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook memprediksi bahwa arus kas akan menjadi tantangan dan 33% memprediksi tantangan yang berkaitan dengan menurunnya permintaan dalam beberapa bulan mendatang.
Di sisi lain, 36% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook mengatakan mereka percaya diri terhadap kapabilitas mereka untuk tetap beroperasi setidaknya selama 12 bulan kedepan, jika situasi saat ini terus berlanjut.
Sebesar 84% bisnis kecil dan menengah yang dipimpin perempuan, dibandingkan 88% bisnis kecil dan menengah yang dipimpin oleh laki-laki, dan memanfaatkan Facebook, melaporkan bahwa mereka terlibat dalam aktivitas yang mampu menghasilkan pemasukkan.
Secara global, 29% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi, dan dipimpin oleh perempuan serta memanfaatkan Facebook melaporkan bahwa penjualan pada bulan lalu lebih tinggi daripada bulan yang sama tahun lalu, selama pandemi, dan 29% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi, dan dipimpin oleh laki-laki serta memanfaatkan Facebook melaporkan hal yang sama.
Sebanyak 23% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook mengatakan mereka telah menerima bantuan finansial dalam bentuk dana tunai atau pinjaman dari pemerintah sejak awal pandemi COVID-19, dibandingkan dengan rata-rata global sebesar 21%.
Secara global, 60% bisnis kecil dan menengah yang beroperasi dan memanfaatkan Facebook mengatakan mereka tidak menerima bantuan finansial sejak awal pandemi COVID-19.
Data tersebut didapatkan Bernas.Id dari survei yang dilakukan oleh META. Survei terbaru ini mengamati kondisi UKM yang digerakkan dan dipimpin oleh kelompok minoritas, UKM yang dipimpin oleh perempuan, serta dampak berkelanjutan dari pandemi COVID-19 terhadap usaha mereka di 30 negara dan wilayah. Program penelitian Meta ini bertujuan untuk memberikan wawasan dan informasi yang dapat memfasilitasi serta memberikan dukungan yang bermakna bagi sektor penting ini.
Survei terhadap pelaku UKM di atas platform Facebook ini dilakukan pada Januari 2022 dan melibatkan minimal 185 responden di Indonesia. Sampel survei diambil dari populasi pengguna Facebook.
Statistik dilaporkan untuk mereka yang memiliki atau mengelola bisnis kecil dan menengah dan diberi tanggung jawab untuk memberikan non-response, diantara faktor lainnya. Responden diminta mengisi survey di dalam aplikasi Facebook, dengan sifat partisipasi yang sepenuhnya opsional dan tanpa kompensasi.