YOGYAKARTA, BERNAS.ID — Okupansi hotel di DIY selama masa libur Tahun Baru Imlek tetap tinggi, meski di tengah meningkatnya kasus COVID-19 termasuk varian Omicron di sejumlah daerah. Pengetatan protokol kesehatan (prokes) menjadi pegangan hotel, untuk memastikan tidak terjadi penularan COVID-19.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Pranowo Eryono mengatakan rata-rata okupansi untuk momen Imlek diangka 60%. “Kami bersyukur cukup tinggi. Masih lebih tinggi daripada Imlek tahun lalu, bahkan sebelum pandemi. Pandemi ini memang membawa perubahan, jadwal orang berwisata bergantian,” ucap Deddy, Minggu (30/1/2022).
Ia mengungkapkan momen awal tahun, Januari – Februari biasanya masuk fase low season. Jika dibandingkan momen sebelum pandemi, okupansi pada kisaran 20% – 50%, sementara itu saat masuk awal pandemi kisaran okupansi 10% – 30%.
Baca juga: Imlek Serta Beragam Ritual Uniknya, Negara Mana Saja yang Merayakan Tahun Baru Imlek?
Berbagai upaya pun dilakukan hotel-hotel di bawah PHRI DIY, untuk meyakinkan dan memberi rasa aman pada para pengunjung. Penerapan prokes menjadi perhatian utama PHRI DIY, satgas yang dibentuk PHRI DIY juga melakukan sidak secara berkala.
“Seperti dalam Rakerda PHRI DIY, kami telah menyatakan ada inovasi, dan telah beradaptasi dengan pandemi ini. Kami menjaga brand image DIY, dengan memberi pelayanan dengan mengutamakan kesehatan, keamanan, dan kenyamanan. Hal ini sangat penting,” ujar Deddy.
Baca juga: Dapat Angpau Saat Tahun Baru Imlek akan Digunakan untuk Apa?
Deddy mengharapkan dengan perhatian ketat pada upaya pencegahan Covid-19 tersebut dapat memulihkan pariwisata dari waktu ke waktu. “Kami mulai melihat tren membaik, termasuk lama tinggal wisatawan juga,” ucapnya. (den)