JAKARTA, BERNAS.ID – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengatakan bahwa rencana pemberian bantuan sosial (bansos) kepada anak yatim piatu terdampak pandemi Covid tidaklah gampang karena wilayah Indonesia yang luas dan beragam. Risma membandingkan daerah pemerintahan yang ia kelola sebelumnya lebih mudah karena skalanya lebih kecil dan mengatakan skema pemberian bansos ini masih harus dikaji.
“Tidak mudah memang, karena Indonesia ini luas dan daerahnya macam-macam. Kalau aku kemarin di Surabaya enggak begitu luas, jadi mudah,” ujarnya, Rabu (18/8).
Saat menjabat Wali Kota Surabaya, Risma memaparkan skema pemberian bantuan yang dilakukan adalah dengan memberikan langsung ke yayawan ataupun wali anak masing-masing. Kendati demikian, skema tersebut menurutnya tidak dapat dilakukan di tingkat nasional seperti sekarang.
“Jadi sedang kita pikirkan siapa yang mengambil bantuan itu nantinya, apa langsung ke anak,” papar Risma.
Risma melanjutkan pihaknya masih mempertimbangkan bentuk bantuan yang akan diberikan kepada anak-anak yang kehilangan orang tuanya akibat terinfeksi virus Covid-19. Namun, ia memastikan upaya pemberian bantuan ini ditujukan agar anak yatim piatu memiliki hidup yang terjamin dan mendapatkan pendidikan di sekolah.
“Ini yang sedang kita pikirkan supaya anak ini kelangsungan hidupnya terjamin, bisa bersekolah, jenis bantuan ini yang sedang kita pikirkan bersama,” jelasnya.
Baca juga: Baru Tahun Depan, Mensos Bantu Anak Yatim
Dalam hal ini, Risma mengatakan rencana ini masih dibahas dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dan Bappenas. Risma memperkirakan penyaluran bansos ini mulai dapat dilaksanakan pada tahun 2022 mendatang.
“Ini yang sedang kita pikirkan supaya anak ini kelangsungan hidupnya terjamin, bisa bersekolah, jenis bantuan ini yang sedang kita pikirkan bersama,” kata Risma.
Lebih lanjut, menurut data yang disampaikan Risma, sampai awal Agustus ada sekitar 4 juta anak yang orang tuanya meninggal imbas virus Corona. Akan tetapi, data ini terus bertambah seiring dengan pembaruan data yang dikirimkan oleh dinas sosial pemerintah daerah.
“Empat juta anak yatim terdata di kami, belum ditambah dengan kasus Covid-19 baru-baru ini. Kami meminta ke daerah real-nya berapa, itu ada di balai, di yayasan. Masih kita hitung,” jelasnya.
Sementara itu, terhitung sedikitnya Rp 427,5 triliun anggaran bansos yang akan dicatatkan dalam Nota Keuangan dan RUU APBN tahun 2022 nanti. Dana tersebut terbagi menjadi beberapa sektor bantuan yakni Bantuan Sosial Tunai (BST), Program Keluarga Harapan (PKH), Bantuan Pangan Non-Tunai (BPNT), serta bansos anak yatim piatu yang tengah direncanakan.