Bernas.id – Pengusaha cerdas yang terjun ke dunia e-commerce harus banyak belajar tentang industri ini. Pasalnya, perilaku konsumen semakin bergeser untuk berbelanja dan memenuhi kebutuhan produk konsumsi melalui toko online. Sebagai pebisnis, melakukan digitalisasi dengan memanfaatkan e-commerse menjadi suatu keharusan.
Pemanfaatan digitalisasi pemasaran melalui e-commerse telah terbukti mampu meningkatkan volume penjualan suatu produk. Konsumen benar-benar dimudahkan untuk memilih dan membeli produk dengan harga dan ulasan yang objektif. Selain itu, program penjualan juga menjadi daya tarik tersendiri bagi konsumen untuk membeli produk-produk melalui e-commerse.
Apakah Anda seseorang yang ingin memulai bisnis melalui situs e-commerce? Ataukah Anda sudah menjalankan toko online dan hanya ingin mempelajari lebih lanjut tentang industri ini? Untuk menjawabnya, artikel ini secara lengkap tentang e-commerce di Indonesia.
Baca juga: Inilah Daftar Startup Terbesar Berbagai Bidang di Indonesia 2021
Daftar Isi :
- Apa Itu E-Commerce?
- Klasifikasi Produk E-Commerce
- Apa Platform E-Commerce Terbaik di Indonesia?
- Media Sosial dan E-Commerce
- Manfaat Membuat Website E-Commerce
Apa Itu E-Commerce?
E-commerce atau disebut juga perdagangan elektronik adalah perdagangan yang mengacu pada aktivitas transaksi yang dilakukan melalui media internet. Siapapun baik individu maupun perusahaan yang menjual produk secara online maka terlibat dalam e-commerce. Istilah e-commerce secara luas adalah aktivitas perdagangan mencakup kegiatan lain seperti gateway pembayaran, lelang online, internet banking, dan tiket online.
Baca juga: Seimbang, Inilah 5 Kelebihan dan 5 Kekurangan Jualan Online di Instagram
Klasifikasi Produk E-Commerce
Ada tujuh klasifikasikan e-commerce menurut pihak-pihak yang terlibat, yaitu sebagai berikut
1. Business to Consumer (B2C)
Seperti namanya, model e-commerce B2C mewakili transaksi antara bisnis dan individu. E-niaga B2C adalah model bisnis paling umum di antara pengecer fisik dan online.
Nike, Macy's, IKEA, dan Netflix adalah contoh perusahaan yang terlibat dalam e-commerce B2C.
2. Business to Business (B2B)
Dalam model e-commerce B2B kedua pihak yang terlibat adalah bisnis. Dalam jenis transaksi ini, satu bisnis menyediakan produk dan/atau layanan lainnya.
Slack, platform untuk komunikasi antara bisnis jarak jauh, dan Xero, perangkat lunak akuntansi berbasis cloud untuk bisnis, adalah contoh perusahaan B2B.
3. Consumer to Business (C2B)
Model bisnis C2B mewakili transaksi di mana individu menciptakan nilai untuk bisnis, tidak seperti model bisnis-ke-konsumen tradisional di mana perusahaanlah yang memberikan nilai. Konsumen menyediakan produk dan/atau layanan kepada perusahaan, bekerja sama dalam proyek, dan pada akhirnya membantu bisnis meningkatkan keuntungan mereka.
Platform freelance yang menghubungkan pekerja jarak jauh dan perusahaan adalah contoh perusahaan yang membawa dua pihak untuk terlibat dalam transaksi C2B.
4. Consumer to Consumer (C2C)
E-commerce C2C terjadi ketika dua pihak yang terlibat adalah konsumen yang berdagang satu sama lain. eBay dan Craigslist adalah contoh pasar online di mana individu membeli dan menjual produk satu sama lain.
5. Government to Business (G2B)
Model e-commerce G2B terjadi ketika pemerintah menyediakan barang dan jasa kepada perusahaan. Pengadaan pemerintah, pusat data, dan e-learning adalah contoh e-commerce G2B.
6. Business to Government (B2G)
Model B2G mengacu pada perusahaan dan bisnis yang menyediakan barang dan jasa untuk pemerintah. Misalnya, OpenGov adalah perusahaan yang menawarkan platform berbasis cloud kepada pemerintah untuk komunikasi, pelaporan, dan penganggaran.
7. Consumer to Government (C2G)
Setiap kali konsumen membayar pajak, asuransi kesehatan, tagihan elektronik, atau meminta informasi mengenai sektor publik, mereka terlibat dalam C2G.
Baca juga: Hunian 2 Lantai dengan Cashback Menarik, Harga Minimalis Di Jogja!
Apa Platform E-Commerce Terbaik di Indonesia?
Dengan menggunakan keranjang belanja dan platform e-niaga, pengecer membangun toko online tempat mereka memamerkan produk dan layanan mereka. Memiliki etalase online adalah salah satu cara paling mudah untuk melakukan e-commerce.
Munculnya platform aplikasi mampu memudahkan pengguna untuk berbelanja online menggunakan perangkat seluler. Berikut adalah 7 e-commerce terbesar yang ada di Indonesia:
1. Tokopedia
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 148.500.000
Tokopedia menjadi adalah pasar online terbesar yang ada di Indonesia karena lalu lintas bulanannya mencapai 148.500.000. Tokopedia berperan untuk memudahkan individu sekaligus pelaku usaha untuk membuka dan mengelola online shop yang mereka miliki dengan cara yang mudah. Selain itu Tokopediaga telah berhasil memperoleh modal usaha lebih dari 100 juta Dolar US dari perusahaan modal ventura teknologi asal Amerika yang ternama yakni Sequoia Capital dan Softbank Jepang.
2. Shopee Indonesia
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 95.300.000
Sebagai pemain penting di kawasan ini, terutama di negara-negara “mobile-first”, Shopee adalah toko online yang terdiversifikasi dan mobile yang juga menyediakan pengalaman belanja web reguler. Sebagai platform utama di seluruh Asia Tenggara, Shopee juga hadir di Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, serta di Taiwan.
Baca juga: Tips Membuat Website untuk UMKM yang Mampu Menaikkan Omset
3. Bukalapak
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 95.100.000
Bukalapak juga mempermudah pelaku bisnis untuk membeli dan menjual produk secara online. Penyedia platform e-commerce sangat memberikan jaminan keuangan bagi pelanggannya, termasuk yang dilakukan oleh tokopedia.
4. Lazada Indonesia
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 47.800.000
Sebagai pemimpin e-commerce di Indonesia, juga hadir di Thailand, Filipina, Singapura, Malaysia dan Vietnam, Lazada adalah department store dan pasar online bagi pengecer untuk menjual produk mereka sendiri. Lazada berdiri pada 2011 silam, kemudian diakuisisi oleh e-commerce China ‘Alibaba’ pada 2016. Setelah itu Lazada dioperasikan di Asia Tenggara termasuk di Indonesia.
Baca juga: Cuma Modal HP, Inilah 7 Trik Membuat Foto Produk Ala Fotografer untuk Jualan Online
5. Blibli
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 34.200,000
Blibli adalah pusat perbelanjaan online dengan beragam penawaran produk mulai dari komputer dan gadget, fashion, kesehatan dan kecantikan, ibu dan anak, rumah dan dekorasi, otomotif. Ini juga memberi pengunjung dan pelanggan promosi khusus, tiket, dan voucher.
6. Orami
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 9.050.000
Orami hanya dikhususkan untuk produk seperti produk perawatan bayi, keluarga, dan rumah. Hal ini tentu membuat ibu rumah tangga sangat mudah untuk memenuhi kebutuhan secara efektif tanpa keluar rumah.
7. JD.id
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 8.600.000
Perusahaan yang didirikan pada 2015 silam ini merupakan platform dari perusahaan e-commerce China JD.com, juga dikenal sebagai Jingdong.
Baca juga: Socmed vs Marketplace, Mana yang Paling Efektif untuk Jualan Online?
8. Bhinneka
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 5.950.000
Bhinneka adalah jaringan department store yang secara khusus memiliki aktivitas bisnis untuk menyediakan gadget dan komputer, peralatan rumah tangga, elektronik, aksesori, dan peralatan listrik. Bhinneka patut dijadikan pelopor perihal pengembangannya di bidang website.
9. Sociolla
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 4.400.000
Sebuah toko e-commerce khusus, Sociolla menyediakan produk kecantikan dan kosmetik melalui situs belanja online mereka untuk wanita Indonesia. E-commerce ini juga menawarkan destinasi belanja online secara lengkap khusus untuk produk berkualitas dan otentik di antaranya seperti makeup, perawatan rambut, perawatan kulit, parfum dan alat kecantikan.
10. Zalora
Perkiraan Lalu Lintas Bulanan: 3.750.000
Zalora adalah situs e-commerce terbesar di Asia Tenggara yang mengkhususkan diri dalam fashion. Berdiri pada 2012 silam, Zalora sudah memiliki pasar di Singapura, Malaysia dan Brunei, Filipina, Thailand, Vietnam, Hong Kong dan Taiwan.
Baca juga: Ingin Menarik Perhatian Pembeli, Ini Cara dan Tips Foto Produk Jualan Online-mu
Media Sosial dan E-Commerce
Media sosial adalah sebuah wadah semua kalangan untuk mencari informasi baik dan berkomunikasi tanpa terbatas ruang dan waktu. Sehingga sangat cocok untuk dimanfaatkan sebagai media memperluas identitas produk yang hendak kamu jual.
Melalui medsos kamu baik Facebook, Instagram, Twitter, Pinterest maupun lainnya juga dapat meningkatkan penjualan dan membuka perjalanan pembeli dengan mengarahkan konsumen ke toko online pengecer atau dengan memungkinkan pembeli membeli barang langsung dari halaman media sosial pengecer.
Medsos sangat menarik untuk menjadi wadah pamer secara visual, seperti foto, video, dan tampilan feed yang menarik tentu dapat menggaet pelanggan dan menjangkau khalayak yang lebih luas.
Konsumen yang menemukan barang yang menurut mereka menarik di media sosial. Konsumen kemudian diarahkan ke toko online pengecer sehingga mereka dapat melakukan pembelian.
Baca juga: Apa Itu Investasi, Sejarah, Jenis-jenis, dan Risikonya?
Manfaat Membuat Website E-Commerce
Tidak perlu bersusah-susah ria. Ada tiga hal yang harus kamu perhatikan dalam memulai bisnis e-commerce yaitu marketplace online, media sosial, dan website sendiri. Website sangatlah penting untuk mendeskripsikan produk Anda, setidaknya ada banyak manfaat yang diperoleh dengan adanya website yaitu sebagai berikut:
- Membangun kredibilitas.
- Dapat berfungsi sebagai katalog.
- Meningkatkan pelayanan kepada pembeli.
- Brand Anda lebih Mudah Ditemukan Melalui Mesin Pencarian.
- Banyak Kompetitor Memiliki Website sehingga Anda harus segera sadar bahwa konsumen juga menggunakan mesin pencarian di Google untuk menemukan produk yang dicari.
- Membuat Website itu Mudah dan Murah dimana per bulan cukup merogoh dompet sebesar Rp 10.000 untuk mendapat hosting dan Rp 14.000 untuk membayar domain.
Baca juga: Kuliah di UNMAHA dan Sukses Jadi Pengusaha
Demikian pemahaman tentang e-commerce yang dapat membuka peluang bisnis buat kamu. Bisa menjadi reseler maupun membuat produk sendiri. Tiga faktor yang harus kamu perhatikan adalah Kemahiran mengelola Marketplace, Medsos, dan Website