KULONPROGO, BERNAS.ID – Meningkatkan perekonomian serta pemberdayaan masyarakat, Pemerintah Kulonprogo melalui Wakil Bupati, Fajar Gegana mengatakan, pihaknya membuka bagi investor untuk berinvestasi di jalur lalu lintas perekonomian di Pulau Jawa bagian Selatan, selama itu bisa menyerap tenaga kerja lokal.
“Kami mengundang para investor untuk berinvestasi di Kulonprogo. Apapun itu bidangnya yang penting bisa menyerap tenaga kerja,” ujar Fajar Gegana, Senin (10/5/2021) kepada bernas.id.
Pemerintah Kulonprogo senantiasa berupaya menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif bagi pertumbuhan dunia usaha di sana. Hal itu diharapkan dapat mendorong pertumbuhan investasi yang pada gilirannya akan berdampak positif pada perkembangan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Terlebih setelah hadirnya bandara baru di Kulonprogo, yang tanpa disadari memberikan peningkatan perekonomian bagi warga sekitar.
Baca Juga : Lama Mangkrak, Diduga Pengembang Perumahan Ini Kehabisan Modal
Senada dengan Wakil Bupati, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu (DPMPT) Kabupaten Kulonprogo, Agung Kurniawan menyebutkan, untuk berinvestasi di Kulonprogo masih terbuka, khususnya perdagangan dan jasa, pariwisata dan industri, termasuk sektor properti atau perumahan.
“Properti atau perumahan termasuk bisnis yang fisibel karena iklim usaha di Kulonprogo semakin berkembang,” katanya.
Bahkan sampai saat ini ditambahkan Agung sudah ada 28 komplek perumahan yang tersebar di wilayah Kulonprogo, dengan total semuanya 3.031 unit perumahan.
“Sampai saat ini di Kulonprogo sudah ada 28 komplek perumahan, total semuanya meliputi 3.031 unit. Dengan lokasi perumahan terbanyak di kawasan dekat perkotaan, seperti Wates, Pengasih dan Sentolo,” tambah Agung.
Dibeberkan Agung, pada tahun 2012, daerah Kulonprogo masih didominasi peruntukan perumahan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau perumahan bersubsidi, namun sejak tahun 2016 di lapangan, segmen perumahan sudah mulai beragam, mulai segmen menengah, maupun menengah atas. Kisaran harganya pun beragam antara Rp 300 juta hingga Rp 500 juta sudah mulai banyak dijumpai di Kulonprogo.
Baca Juga : Perumahan Mangkrak di Kalipetir Kulonprogo, Ini Kata Pengembang
“Di Kulonprogo ada perumahan untuk segmen Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) atau perumahan bersubsidi, menengah dan kelas atas. Namun ditengah suasana pandemi, jumlah investasi perumahan cenderung stagnan,” katanya.
Bahkan dalam proses pengurusan ijin sekarang juga dipermudah. “Pengajuan ijin bisa melalui aplikasi Online Single Submission (OSS) sangat mudah, bahkan mengurus ijin tidak perlu datang ke dinas perijinan, tetapi proses pengurusan ijin bisa dilakukan dari rumah atau kantor,” terangnya.
Terkait dengan ijin perumahan, para pengembang tinggal mengikuti alur perijinannya, dan sesuai dengan peruntukan rencana tata ruang wilayah. Secara umum sudah diatur melalui Peraturan Daerah No. 1 Tahun 2012, yang merupakan landasan legalitas tata ruang wilayah Kabupaten Kulon Progo tahun 2012 – 2032. Untuk ijin pembangunan perumahan di atas 1 hektar harus melalui ijin prinsip, dan untuk pengajuan ijin perumahan di bawah 1 hektar cukup melewati ijin klarifikasi melalui BPN.
Kembali disebutkan Agung, pihaknya juga sudah menyediakan kawasan yang akan diajdikan sebagai kawasan industri dan pabrik, yang berada di Kapanewon Sentolo. “Kami juga meyakini selain pertumbuhan perumahan, produk properti lainnya yang akan tumbuh pesat di Kulonprogo adalah sektor industri pariwisata, misalnya perhotelan atau sejenisnya dan bisnis perdagangan,” imbuhnya.
Sebagai salah satu kabupaten yang sedang tumbuh pesat, kenaikan investasi di Kulonprogo, khususnya setelah pembangunan bandara selesai meningkat cukup tajam. Terlihat mulai dari kenaikan harga tanah secara umun di area lain yang cukup strategis.
“Jumlah investasi di Kulonprogo tahun 2019 sebesar Rp 10,867 triliun, sedangkan tahun 2020 sebesar Rp 12,753 triliun atau terjadi peningkatan sebesar 1,73 persen,” pungkasnya. (cdr)