Menikah adalah salah satu tujuan hidup seseorang. Menikah dengan pasangan seumur hidup adalah cita-cita hampir semua umat manusia. Pada umumnya, setelah menikah pasangan suami istri akan merencanakan punya anak. Sebelum buru-buru menikah dan punya anak, anda baiknya mengetahui beberapa hal yang perlu dipersiapkan pasangan sebelum menikah
Annisa Poedji Pratiwi adalah seorang Psikolog Klinis di Charisma Consulting. Ia juga sebagai psikolog Klinis di ibunda.id yang merupakan platform konseling online. Kali ini kita akan menyimak pandangan Annisa terhadap pentingnya pelajari pasangan sebelum menikah dan ketahui dasar parenting pada anak.
Menikah adalah hak semua manusia. Selama sudah memenuhi syarat undang-undang semua orang bisa menikah. Namun, sebenarnya itu tak cukup sebagai bekal menikah. “Tidak semua orang mengerti kalau menikah itu butuh wawasan dan keterampilan. Agar dapat menjadi bekal menjalani kehidupan rumah tangga yang sehat dan harmonis” tandasnya. Hal mendasar yang perlu disiapkan pasangan sebelum menikah adalah komunikasi. “Komunikasi seperti apa?. Pasangan harus bisa berkomunikasi secara asertif. Jujur,terbuka, tegas tetapi tanpa menyinggung pasangan” tandasnya.
Hal lain yang juga menurutnya sangat penting adalah mengelola atau mengatasi masalah rumah tangga. Hal ini membutuhkan kerendahan hati masing-masing individu untuk dapat saling beradaptasi dan bernegosiasi untuk mencari solusi dari konflik. “Ketika anda ingin menikah, hal penting lainnya adalah kemampuan anda untuk mendengarkan satu sama lain” jelasnya. Perencanaan finansial yang matang dan relasi sexual juga hal yang tak kalah penting bagi pasangan untuk didiskusikan. Prinsip hidup, spiritual, dan pandangan politik juga merupakan isu yang harus dimengerti pasangan yang ingin menikah.
Setiap pasangan pada umumnya ingin memiliki anak. Keinginan ini juga harus dikomunikasikan satu sama lain. Seringkali banyak Ibu muda yang memiliki isu seperti takut merasakan sakit, badan menjadi gemuk dan lainnya. Sebagai pasangan, kedua belah pihak harus berdiskusi agar tidak ada yang merasa dirugikan dan akan memunculkan masalah berarti kedepannya.
Bagi teman-teman muda yang memiliki rencana menikah atau yang sudah menikah dan memiliki rencana punya anak, Annisa Poedji Pratiwi, M.Psi.,Psikolog memiliki beberapa saran dasar parenting pada anak untuk pembaca Bernas.id. Anak adalah sebuah anugerah yang dititipkan Tuhan pada kita. Mendidik mereka adalah tanggung jawab kita sebagai orang tua. Parenting sering kali hanya dianggap pola asuh biasa. “Biasanya orang menganggap parenting adalah pola asuh. Sudah begitu saja. Padahal parenting itu sangat dalam dan luas” katanya.
Ketika anda ingin memiliki anak, anda paling tidak harus sudah tahu dasar parenting pada anak. Hal ini perlu diketahui agar anak dapat berkembang optimal secara intelektual maupun psikologis. Hal dasar parenting baik yang pertama adalah mengubah mindset kita bahwa mengasuh itu adalah tugas membuat anak berkembang fisik, intelektual dan psikologis optimal sesuai dengan umurnya.
Mengedukasi anak dengan komunikasi yang mudah dimengerti. Hal ini dilakukan agar anak yang awalnya bersifat dependen atau bergantung dengan lingkungan berubah menjadi pribadi yang independen. Hal ini dilakukan agar kedepannya anak mandiri dan dapat berkontribusi kepada lingkungannya di masa depan. “Ini pasti teman pembaca di rumah pasti sering lupa. Anak adalah pribadi yang mirroring” tandasnya. Setiap perilaku lingkungan terutama orang tua akan diikuti oleh anak. Orang tua harus berhati-hati saat melakukan apapun di rumah.
Rumah merupakan sekolah pertama anak pada masa kehidupannya. Keluarga adalah guru pertama yang mereka temui untuk belajar. Tugas orang tua harus menyiapkan diri jika ingin memiliki anak. Mengoptimalkan kompetensi diri, wawasan, keterampilan dan mengelola emosi dengan baik adalah hal wajib bagi anda sebagai pedoman dasar parenting pada anak