Bernas.id – Apakah Anda tipe orang yang suka makan saat stress, atau justru jadi tidak nafsu makan saat sedang banyak pikiran? Setiap individu mempunyai caranya sendiri untuk merespon stress yang dialaminya. Namun, banyak individu merespon stress dengan cara makan lebih banyak dari biasanya. Berikut adalah ulasan singkat mengenai pengaruh stress pada kebiasaan makan seseorang,
Ketika seseorang merasa stress, ia mencari makanan yang mengandung kalori tinggi atau lemak tinggi. Stress, asupan makan yang meningkat, dan penyimpanan lemak yang lebih banyak bisa menyebabkan Anda mengalami kelebihan berat badan. Banyak orang makan disaat stress melaporkan bahwa merasa lebih mampu menghadapi stress yang mereka rasakan serta lebih mampu mengelola stressnya. Stress memang sangat berpengaruh pada perilaku makan, mulai dari nafsu untuk makan, jumlah makanan, hingga pemilihan makanan.
Stress juga memengaruhi pemilihan makan Anda. Ketika stress, Anda lebih memilih makanan dengan kandungan kalori tinggi karena makanan yang mengandung kadar lemak dan gula tinggi akan memberi kesenangan tersendiri bagi orang yang sedang menghadapi stress, tanpa disadari hal ini dapat berkontribusi pada kenaikan berat badan.
Stress dapat mengganggu keseimbangan pada tubuh. Sehingga, tubuh akan bereaksi terhadap stress untuk mengembalikan keseimbangannya dengan cara menghasilkan respon fisiologis. Salah satu keseimbangan tubuh yang terganggu saat Anda stress adalah fisiologis tubuh yang berhubungan dengan asupan makan.
Bagaimana stress bisa mengubah perilaku makan?
Perilaku makan seseorang bisa berubah untuk merespon stress. Hal ini tergantung dari seberapa besar stress yang sedang Anda rasakan. Terdapat dua jenis stress, yang akan memngaruhi Anda yaitu:
1. Stress akut
Terjadi hanya sementara dan dalam tidak lama. Misalnya saja, stress karena kemacetan di jalan. Anda dapat dengan mudah menangani stress ini. Saat Anda mengalami stress akut, bagian medular otak memberikan sinyal untuk melepaskan beberapa hormon stress, seperti epinefrin (adrenalin) dan norepinefrin (noradrenalin) dari kelenjar adrenal. Hormon-hormon ini kemudian memicu respon “fight-or-flight”, seperti peningkatan detak jantung, pernapasan, pemecahan lemak dan karbohidrat, serta tekanan darah. Pada waktu yang sama, tubuh memperlambat kerja fisiologisnya, seperti aliran darah ke sistem pencernaan, nafsu makan, dan asupan makan. Jadi, pada saat stress akut, Anda lebih mungkin untuk kehilangan nafsu makan Anda.
2. Stress kronis
Terjadi karena masalah yang besar yang menyangkut kehidupan Anda dan lebih sulit untuk Anda tangani. Stress ini bisa berlangsung lebih lama. Jika stress kronis cukup berat dan berlangsung cukup lama, dapat mengakibatkan hormon kortisol meningkat dan kondisi ini dapat merangsang nafsu makan selama periode pemulihan dari stress kronis. Oleh karena itu, pada orang dengan stress berat, nafsu makannya akan meningkat sehingga ia makan lebih banyak, ia akan melihat makanan sebagai objek yang dapat memberinya ketenangan.
Stress kronis terbukti dapat meningkatkan penumpukan lemak di perut pada wanita. Jadi, pada saat Anda mengalami stress kronis, tubuh Anda lebih mungkin untuk menyimpan lemak lebih banyak, di samping nafsu makan Anda yang meningkat. Sehingga, kenaikan berat badan Anda atau kegemukan pun akan membayangi Anda.
Kelola diri Anda dengan mengelola stress yang mungkin muncul dalam keseharian Anda. Mengelola stress dapat dilakukan dengan mengelola pekerjaan, masalah dan tekanan yang Anda terima. Bergabung dengan komunitas yang tepat dan terus perkaya informasi terbaru di Bernasi.d dapat membantu Anda mengelola tekanan yang Anda rasakan.