Bernas.id ? Denny Neilment beserta empat teman kuliah memiliki misi sama yaitu menjadi seorang pengusaha. Hal ini yang melatar belakangi berdirinya Kedai Kopi di Yogyakarta pada September 2004, selain memang dari hobi ngopi. Kelima pendiri berhasil mendirikan coffee shop untuk yang pertama kali setelah memiliki modal yang cukup. Denny Neilment dan pendiri Kedai Kopi lainnya menamai tim dengan sebutan Teammates Coffee hingga terbentuk PT. Teammates Indonesia yang berkantor pusat di Jogja. Terbentuknya PT. Teammates Indonesia telah mengubah mimpi memiliki coffee shop sendiri menjadi brand yang tersebar di Indonesia hingga saat ini mencapai 19 outlet. PT. Teammates Indonesia memiliki dua brand yang berbeda yaitu Kedai Kopi Espresso Bar atau biasa disebut dengan Keiko dan It?s Coffee Espresso Bar. Keduanya sama yaitu menjual olahan kopi, tetapi It?s Coffee Espresso Bar versi premiumnya yang mematok harga lebih mahal daripada Kedai Kopi Espresso Bar.
Berkembang pesatnya coffee shop ini tak lepas dari loyalitas pengunjung dan ingin membuka coffee shop sendiri. Hal inilah yang menjadi peluang bagi Denny Neilment untuk mengenalkan produknya dan mengembangkan bisnisnya melalui sistem franchise atau waralaba. ?Visinya agar kita menjadi tuan rumah di negeri sendiri,? ujar Denny Neilment selaku Direktur Utama PT. Teammates Indonesia. ?Misinya makin banyak mitra makin banyak yang doain karena jadi besar memang tidak bisa sendiri,? imbuh Pak Denny. Franchise ini pertama kali pada tahun 2005 dengan brand It?s Coffee. Sementara franchise Keiko pada tahun 2006 di Solo.
Siapa pun bisa bermitra dengan PT. Teammates Indonesia. Terdapat tiga paket franchise yang disediakan untuk mitra, yaitu:
1. Paket Turgo 68 Juta
Kapasitas produksi: 20-30 cup/jam
Estimasi Pay Back Period:
Target Average (85 cup): 17 bulan
Target Optimis (150 cup sehari): 6 bulan
2. Paket Cangkringan 77,4 Juta
Kapasitas produksi : 40-60 cup/jam
Estimasi Pay Back Period:
Target Average (100 cup sehari): 13 bulan
Target Optimis (150 cup sehari): 4,3 bulan
3. Paket Kaliurang 101,6 Juta
Kapasitas produksi : 80-100 cup / jam
ESTIMASI Pay Back Period:
Target Average (100 cup sehari) : 14,5 bulan
Target Optimis (200 cup sehari) : 5 bulan
Menurut Pak Denny, bisnis kopi ini bukan sekadar bisnis minuman, tetapi lebih ke gaya hidup dan budaya. Mayoritas yang bergabung menjadi mitra di bisnis ini karena gaya hidup, sebagian kecilnya karena budaya. Dengan dibukanya beberapa outlet di satu wilayah tidak menjadikan rival dalam berbisnis. Karena menurut Pak Denny, franchisor harus sevisi dan terlibat penuh baik secara pribadi atau diwakili. Oleh karenanya paket waralaba itu bersifat hak milik bagi mitra karena mereka sudah membeli untuk peralatan, sewa brand serta sistem manajemennya. Untuk mendirikan lebih dari satu outlet di kota yang sama tentu ada pertimbangan bisnis serta etika dalam bisnis franchise.
Untuk mengembangkan bisnis coffee shop tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang berkomitmen serta menyuguhkan kopi yang terbaik. Setelah kesepakatan mitra membayar paket waralaba, sambil franchisee menyiapkan tempat dan SDM, tim franchisor menyiapkan mesin, peralatan dan bahan baku. Sesuai timeline yang telah disepakati juga, tim franchisor akan mengirim tim trainer ke lokasi untuk men-training para barista baru dan mempersiapkan pembukaan outlet. Hingga saat soft lounching coffee shop, tim trainer masih di lokasi minimal satu hari. Untuk menjaga kualitas kopi, franchisor juga menyuplai bahan baku seperti kopi, mix powder, papper cup, cup to go ice, premix creamer.
Setelah bisnis berjalan bukan hanya bahan baku saja yang disuplai, tetapi juga pengarahan marketing strategy untuk meningkatkan omset, pendampingan jarak jauh kegiatan operasional rutinan, kegiatan analisis perkembangan outlet, serta kegiatan marketing online oleh manajemen pusat. Hal itulah yang membuat bisnis franchise ini bertahan lama hingga puluhan tahun, karena benar-benar mengedepankan kualitas produk serta SDM-nya.