JAKARTA, BERNAS.ID – Presiden Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada enam tokoh menjelang peringatan Hari Pahlawan pada 10 November 2019. Enam tokoh peneriman gelar pahlawan ini berasal dari berbagai kalangan.
Penetapan gelar Pahlawan Nasional ini diputuskan dalam pertemuan antara Dewan Gelar, Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan dengan Preside Jokowi, Rabu (6/11).
Enam tokoh yang diberikan gelar Pahlawan Nasional tersebut terdiri dari tiga anggota Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), satu tokoh jurnalis perempuan dan pendidik, serta satu tokoh dokter yang berjasa di dunia pendidikan. Satunya lagi seorang sultan salah satu provinsi di Indonesia yang pernah menentang Belanda.
Aa tiga tokoh yang telah terkonfirmasi menerima penghargaan pahlawan, yakni Roeharna Koeddoes, Abdul Kahar Mudzakir, dan Sardjito.
Tokoh lainnya yang dikabarkan menerima penghargaan yakni Alexander Andries Maramis, KH Mansyur, dan Sultan Himayatuddin.
Roehana Koeddoes merupakan tokoh jurnalis perempuan pertama asal Koto Gadang, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Ia sebagai jurnalis perempuan pertama di Indonesia yang membuat surat kabar ?Sunting Melayu?, yang terkenal di tahun 1970-an.
Kepala Dinas Sosial Sumatera Barat Jumaidi mengatakan pihaknya sudah mendapatkan surat undangan untuk penganugerahan gelar di Istana Negara, Jumat (8/11/2019).
?Surat tersebut sudah disampaikan ke Gubernur Sumbar dan ahli waris,? kata Jumaidi.
Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Sumbar Heranof mengatakan proses mengangkat Roehana Koeddoes sebagai pahlawan nasional sudah dilakukan sejak lama.
?Kementerian Sosial sudah beberapa kali melakukan kunjungan,? ungkap Heranof.
Dua tokoh lainnya, yakni Abdul Kahar Mudzakir dan Sardjito sama-sama berasal dari Yogyakarta. Abdul Kahar Mudzakir lahir di Kota Gede, Yogyakarta pada 1908 dan wafat 2 Desember 1973. Ia dikenal sebagai perintis Uuiversitas Islam Indonesia (UII) dan sempat menjadi anggota BPUPKI.
Sedangkan Sardjito merupakan perintis serta rector pertama Universitas Gajah Mada (UGM) pada 1950-1961. Selain itu ia juga pernah menjabat sebagai Rektor UII pada 1961-1970.
Nama Sardjito juga telah diabadikan sebagai nama sebuah Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) di Yogyakarta.
Kepala Dinas Sosial DI Yogyakarta Untung Sukaryadi mengaku telah mendapatkan undangan dari Kementerian Sosial RI mendampingi Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X untuk menghadiri acara Penganugerahan Pahlawan Nasional di Istana Negara.
Usulan gelar Pahlawan Nasional ini berdasarkan Surat Mensos RI Nomor 23/MS/A/09/2019 tanggal 9 September 2019 perihal usulan calon Pahlawan Nasional Tahun 2019.
Pengusulan kedua tokoh ini, menurut Untung, telah melalui beberapa proses di antaranya harus melengkapi data perjuangan serta telah diseminarkan hingga kemudian dikaji oleh tim penilai daerah.
?Setelah dinyatakan layak untuk direkomendasikan ke Gubernur, setelah itu diajukan ke Kementerian Sosial,? tuturnya. (sbh)