YOGYAKARTA, BERNAS.ID – Warga Kampung Sosrodipuran, Kelurahan Sosromenduran, Kecamatan Gedongtengen, Kota Yogyakarta berhamburan lari keluar rumah, ketika gempa bumi berkekuatan 6.5 Skala Richter dengan kedalaman 10 kilometer dibawah permukaan laut berpusat di Selatan Bantul, mengguncang Yogyakarta pada hari Minggu (4/8/2019) pagi.
Hal itu tergambar saat simulasi bencana Gempa Bumi Kampung Tangguh Bencana (KTB) Sosrodipuran, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta, yang dilaksanakan di halaman SD Netral, Jalan Dagen, Sosrodipuran, Sosromenduran, Gedongtengen, Yogyakarta.
Berbekal pengalaman kejadian bencana gempa bumi pada 27 Mei 2006 silam, Kampung Sosrodipuran membentuk KTB, dengan difasilitasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Yogyakarta,
Kepala Pelaksana BPBD Kota Yogyakarta Hari Wahyudi pada kesempatan itu mengapresiasi warga Sosrodipuran yang telah melaksanakan simulasi bencana. Dia juga meminta simulasi ini jangan dijadikan yang terakhir, melainkan dijadikan yang pertama. “Kedepannya selalu diadakan simulasi, seperti bencana-bencana lainnya, nanti bisa bekerjasama dengan Pusdalop BPBD Kota Yogyakarta,” katanya.
Wakil Walikota Yogyakarta, Drs H Heroe Poerwadi yang turut hadir dalam simulasi tersebut mengatakan dengan dilaksanakannya simulasi, warga dapat mengetahui apa yang harus dilakukan. Heroe juga meminta kepada BPBD Kota Yogyakarta agar kampung-kampung yang sudah mendeklarasikan KTB dapat dilengkapi dengan peralatan yang memadai. “Jadi deklarasi KTB ini tidak berhenti disini, nanti saya akan meminta kepada BPBD agar memfasilitasi KTB dengan peralatan dan perlengkapan yang sesuai standarnya,” katanya.
Wakil Walikota juga berharap tetap melaksanakan latihan penanganan bencana, agar apabila suatu saat terjadi bencana warga tidak panik dan dapat mengatasi situasi saat bencana.
Ketua Kelurahan Tangguh Bencana (Katana) Kelurahan Sosromenduran, Ipung Purwandari, SH sekaligus Koordinator BKM Kuncup Mekar Kelurahan Sosromenduran yang juga ikut menghadiri acara ini mengakui dengan diselenggarakannya simulasi bencana di Sosrodipuran, warga setempat dapat mampu menghadapi ancaman bencana. “Sehingga bisa terwujud kampung yang tangguh terhadap bencana,” katanya. (mar)