Bernas.id — Peragaan busana batik sudah biasa. Peragaan busana batik anak-anak juga kerap berlangsung.Tapi peragaan busana yang menampilkan busana berbahan batik tulis pewarna alami karya siswa SD mungkin baru pertama ini.
Sebanyak tujuh siswa kelas 4 dan 5 SD Jarakan, Sewon, Bantul, Yogyakarta, Minggu (01/07/18) sore, mengenakan beragam desain busana dari batik tulis pewarna alami karya mereka pada peragaan busana Gelar Budaya di halaman SD Jarakan. Pewarna alami yang digunakan yaitu kulit pohon mahoni.
Peragaan busana ini merupakan unjuk karya hasil belajar siswa yang mengikuti ekstra kurikuler membatik. Kegiatan yang berlangsung sejak Januari hingga awal Mei 2018 ini diikuti sekitar 60 siswa dari kelas 2 hingga kelas 5.
Menurut pembimbing ekstra kurikuler membatik SD Jarakan, Dedi H Purwadi, tiap siswa mengerjakan batik tulis di selembar kain mori ukuran 105×150 cm. Batik ini disiapkan untuk dijadikan baju masing-masing. Adapun desain motif batiknya hasil kompetisi di antara siswa. Ada dua desain terpilih untuk kelompok kelas 2 dan 3, dan kelompok kelas 4 dan 5.
Mengenai penggunaan pewarna alami, ujar Dedi yang juga pemilik Batikjolawe, dimaksudkan agar siswa sejak awal mengenal pewarna tekstil yang ramah lingkungan dan aman bagi mereka.
?Selain itu, siswa mendapat pengetahuan, bahwa di sekitar mereka terdapat beragam tumbuhan sumber pewarna alami,? papar Dedi pada Bernas.id, Rabu (04/07/18).
Dengan adanya kegiatan membatik dan peragaan busana ini, menurut Sie Kegiatan Komite SD Jarakan Sri Wiwarahayu, akan meningkatkan apresiasi anak-anak terhadap kegiatan membatik sebagai salah satu kekayaan budaya Indonesia.
?Kegiatan ini bisa untuk meningkatkan prestasi dari bakat-bakat terpendam siswa. Bakat membatik siswa bisa diolah dan dikembangkan. Tentu juga bagi sekolah bisa meningkatkan prestasi sekaligus menggali potensi.?, ujar Sri Wiwarahayu yang biasa disapa Bu Woro. (*/ted)