Bernas.id – Anak yang secara konsisten berada di lingkungan keluarga yang saling mendukung untuk mengembangkan kebiasaan baik, tentunya akan memberikan dampak yang positif dalam perkembangan fisik dan emosinya. Demikian pula dengan perkembangan pengetahuan dan pengalamannya.
Keteladanan tanpa dipahamkan atau kebaikan yang tidak “diwariskan”, dapat terjadi jika suatu perbuatan baik dilakukan oleh orang tua, tetapi ?lupa? mentransformasikannya kepada anak-anak mereka. Pihak orang tua akan lebih sering menjadi “aktor utama”. Sedangkan anak-anak hanyalah figuran yang lambat laun tersisihkan perannya.
Misalnya orang tua sangat eksis, banyak peran dan kontribusinya di masyarakat. Tapi di sisi lain, lupa mengajarkan anaknya untuk bisa percaya diri, bahkan sekadar untuk menyambut tamu yang datang ke rumah.
Hal-hal seperti inilah yang disebut “kebaikan yang menjerumuskan”. Orang tua sibuk berbuat kebaikan, namun tidak memberikan pembelajaran kepada anak-anaknya, ini bisa jadi karena belum cukup ilmu parenting.
Bagi kita sebagai umat Islam, akan cenderung memilih Islamic parenting. Karena syariat Islam (yang ada pada Alquran, hadis/ sunnah, shirah) adalah “induk” dari setiap ilmu. Ilmu masa kini hanyalah hasil pengembangannya.
Inti dan awal dari Islamic parenting adalah menanamkan akidah/tauhid kepada anak-anak, agar paham bahwa Allah segalanya. Bahkan cinta Allah itu jauh lebih besar daripada cinta orang tua kepada anak-anaknya.
Seni mendidik anak menurut Ali bin Abi Thalib dibagi ke dalam 3 tahap yaitu:
1. Usia 0-7 tahun, di sini peran orang tua mendampingi anak-anaknya dalam bermain dan masa usia bermain ini dapat diisi dengan permainan yang mengenalkan anak akan nilai-nilai tauhid.
2. Usia 7-14 tahun, masa penting orang tua mengajarkan dan menanamkan kedisiplinan kepada anak
3. Usia 14 tahun ke atas, saat usia anak telah beranjak remaja maka peran orang tua sebagai sahabat dan mitra bagi mereka adalah yang sangat dianjurkan.
Metode mendidik anak sesuai sunnah yaitu sebagai berikut:
- Menanamkan nilai-nilai tauhid melalui pembiasaan dan keteladanan kepada anak
- Mendekatkan anak ke masjid sehingga dapat tumbuh rasa cinta dengan “rumah Allah” itu
- Senantiasa mendirikan shalat sehingga menjadi contoh dan teladan bagi anak, memberi pemahaman kepada mereka tentang shalat lima waktu sebagai kewajiban
- Mendidik anak dengan pola hubungan dengan lingkungan dan pendidikan etika Islami yang baik
- Mendidik anak menjadi manusia yang mau bersabar dan selalu bersyukur
- Menanamkan nilai kejujuran dalam semua lini kehidupan anak
- Menanamkan keyakinan dan kebiasaan berdoa terutama doa untuk orang tua mereka
- Menganjurkan anak memiliki kepekaan terhadap sesama dan lingkungannya serta semangat menyebarkan kebaikan.