Bernas.id – Ada satu teka-teki yang menggelitik. Sebutkan nama suatu tempat yang punya fasilitas kelas satu, namun malah dihindari semua orang? Meskipun mendapat fasilitas yang terbaik pun orang akan memilih tidak datang ke tempat itu? Ya, tempat itu adalah rumah sakit. Terutama bagian rawat inap. Kesehatan merupakan anugerah Tuhan yang luar biasa, dan setiap orang yang harus memasuki ruang rawat inap pasti dihinggapi perasaan tidak nyaman.
Beberapa rumah sakit di Jakarta memahami betapa tidak nyamannya rasa sakit itu. Rumah sakit seperti rumah sakit Ibu dan Anak Brawijaya mendesain interior ruangnya dengan nuansa Disney. rumah sakit swasta lainnya juga memperbaiki diri dengan menyediakan ruang bermain untuk anak-anak.
Sayangnya, tidak semua rumah sakit mempunyaj konsep tersebut. Beberapa rumah sakit di mana kalangan umum dan menengah ke bawah tidak mendapatkan fasilitas yang senyaman itu. Masih dijumpai perawat yang galak dan dokter yang minim penjelasan. Kondisi ini diperparah dengan prosedur rumah sakit yang mengharuskan si pengantar harus mondar-mandir, hanya sekadar mengambil obat.
Kesadaran bahwa ketidaknyamanan berada di rumah sakit dapat memperparah penyakit sang penderita. Maka hal demikian itu harus dipahami serta menjadi perhatian semua elemen di dalam rumah sakit. Kesadaran akan kemauan melayani dan memberikan yang terbaik adalah intinya.
Studi kasus dari Mayo Clinic di Amerika, rumah sakit nomor satu dalam hal pelayanan kepada pasien. Rumah sakit ini menyediakan berbagai sarana dari konsultasi online, penanganan pertolongan pertama yang cepat, sampai kualitas staf yang tinggi. Dengan berkembangnya internet di mana-mana, informasi mengenai rekam jejak seorang dokter dan sebuah rumah sakit dapat tersebar dengan mudah. Sehingga sudah saatnya rumah sakit memperhatikan pelayanan kepada pasien yang prima. Sudah saatnya rumah sakit berubah nama menjadi ?rumah sembuh?. Rumah yang memberi kesembuhan dan kenyamanan bagi pasien.