Bernas.id – Pernahkah Anda berkendara di jalan raya Pancoran atau Mampang Prapatan? Pada jam-jam terutama di atas jam 5 sore, Anda akan melihat berbagai kendaraan baik motor maupun mobil merayap bak semut merah. Mereka merayap dengan kecepatan rata-rata 20 kilometer per jam. Untuk orang-orang yang terpaksa melintasi jalan ini ke kantor pasti mengalami keletihan yang luar biasa.
Pemerintah Indonesia sebenarnya sudah mulai melakukan upaya perubahan paradigma. Paradigma mengganti kendaraan bermotor dengan transportasi umum. Pemerintah membuat sarana transportasi MRT, kereta commuter, dan TransJakarta. Namun kenapa program ini belum mengurai kemacetan di ibukota?
Sekarang mari kita menengok ke negara tetangga, Singapura. Apakah pemandangan ini terlihat di sana? Nyaris 180 derajat berbeda. Suasana jalanan begitu lengang. Hampir tidak pernah terjadi kemacetan. Jika Anda perhatikan ada suasana yang berbeda disana. DI SIngapura kita melihat orang-orang, muda maupun tua, berjalan kaki. Berjalan kaki dari satu subway ke subway lainnya. Tidak tampak keletihan di wajah mereka.
Mengurangi penggunaan kendaraan bermotor dan beralih ke transportasi umum merupakan salah satu langkah yang digunakan negara maju untuk mengurangi kemacetan. Sedari kecil anak-anak sudah dibiasakan naik bus sekolah sendiri. Bahkan di Jepang, anak-anak SD kelas rendah sudah pergi ke sekolah menggunakan kereta. Apa yang dilakukan pemerintah untuk mendukung program ini? Mereka memastikan bahwa sarana transportasi ini terintegrasi dan terakses dengan mudah. Stasiun bus dan kereta terintegrasi dengan baik. Ketepatan waktu bus dan kereta juga merupakan salah satu faktor pendukung.
Pajak kendaraan bermotor yang tinggi juga merupakan salah satu faktor yang membuat orang enggan menggunakan kendaraan. Mereka akan lebih memilih menginvestasikan uang mereka ke pendidikan dan asuransi kesehatan dibandingkan untuk kendaraan bermotor.
Yang terakhir dan tak kalah penting adalah infrastruktur bagi pejalan kaki yang menyamankan. Trotoar luas, halte bus yang nyaman, sampai kursi taman tersedia di berbagai lokasi. Sarana ini dirawat dengan baik oleh pemerintah dan orang yang merusaknya akan diberikan sangsi yang keras.
Dari kondisi ini kita dapat mengambil pelajaran bahwa yang perlu ditingkatkan di Indonesia adalah integrasi antar kendaraan umum. Misalnya kita berencana pergi dari Bogor ke Kuningan. Kita dapat naik kereta Commuter dari Bogor menuju Kalibata. Setelah itu kita harus cukup puas dengan naik bus lokal dengan kondisi yang membuat was-was. Banyak akses kereta yang belum terintegrasi dengan bus. Harapan kita bersama adalah pemerintah Indonesia dimudahkan dalam melakukan integrasi sarana umum sehingga orang nyaman naik kendaraan umum.