Bernas.id – Selentingan ?orang tua jaman dulu lebih sehat dan panjang umur dari generasi sekarang? pasti sudah sering Anda dengar. Salah satu pedoman yang bisa digunakan adalah angka harapan hidup sebagai nilai yang menggambarkan usia seseorang berdasarkan perhitungan.
Jati (2015) dalam kompasiana.com pernah menyatakan opininya mengenai hal ini. Berdasarkan data Life Expectancy Indonesia 2012, Jati memaparkan bahwa angka harapan hidup masyarakat Indonesia sejak tahun 1960 hingga 2010 terus meningkat. Menurutnya, hal ini menolak selentingan tersebut yang sering beredar di masyarakat.
Pada tahun 2008, Departemen Kesehatan Indonesia melaporkan separuh lebih dari semua kematian di Indonesia merupakan akibat penyakit tidak menular (PTM). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 dan Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 dan 2001, hal ini menunjukkan bahwa telah terjadi transisi epidemiologi di mana kematian karena penyakit tidak menular semakin meningkat, sedangkan kematian karena penyakit menular semakin menurun selama 12 tahun terakhir (1995-2007).
PTM yang sering ditemui pada masyarakat sebagai penyebab utama kematian di Indonesia saat ini adalah kardiovaskular (penyakit jantung dan pembuluh darah, hipertensi dan stroke), diabetes, serta kanker. Berdasarkan paparan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa sebenarnya yang dianggap oleh masyarakat bahwa ?orang jaman dulu lebih sehat dan berumur panjang? adalah ketahanan generasi terdahulu terhadap penyakit tidak menular seperti diabetes, kanker, dan penyakit kardiovaskular.
Ternyata, resep anti PTM yang dimiliki oleh orang tua kita di generasi terlebih dahulu dikarenakan mereka sudah menerapkan pola hidup gizi seimbang seperti slogan kesehatan nasional yang pada tahun 2014 baru saja diperbarui. Slogan tersebut ialah ?Gizi Seimbang Bangsa Sehat Berprestasi? sebagai gambaran prinsip Pedoman Gizi Seimbang (PGS) dan menggantikan slogan kesehatan yang telah lama kita kenal, ?Empat Sehat Lima Sempurna? (Kemenkes RI, 2014).
Dalam Pedoman Gizi Seimbang tersebut dijabarkan 4 Pilar utama dalam PGS, yakni: mengonsumsi makanan beragam, membiasakan perilaku hidup bersih, melakukan aktivitas fisik, serta mempertahankan dan memantau berat badan (BB) normal. Jika kita kaji, 2 dari 4 pilar utama PGS telah diterapkan oleh orang tua jaman dulu sebagai kebiasaan mereka sehari-hari, yakni pola makan beragam dan melakukan aktivitas fisik.
Seperti kita ketahui, walaupun menu makanan orang tua jaman dulu lebih sederhana dan memanfaatkan bahan yang ada di sekitar, namun bahan tersebut merupakan bahan penuh serat dan rendah gula serta lemak. Hal ini diperkuat oleh pernyataan Fadhilah (2013) bahwa kebiasaan pangan orang tua jaman dahulu yang memanfaatkan sumber-sumber pangan beragam sejatinya merupakan makanan yang mengandung keragaman nutrisi, bahkan diantara tanaman pangan itu berkhasiat obat.
Selain itu, orang tua jaman dahulu yang sebagian besar bekerja di sektor pertanian dan perkebunan membuat mereka selalu melakukan aktivitas fisik tanpa perlu menyediakan waktu khusus untuk berolahraga seperti masyarakat generasi saat ini. Jika dibandingkan dengan generasi saat ini, masyarakat cenderung mengalami kelebihan gizi akibat kelebihan asupan makanan dan minuman kaya energi, kaya lemak jenuh, gula dan garam tambahan. Namun kekurangan asupan pangan bergizi seperti sayuran, buah-buahan dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas fisik (Riskesdas, 2010).
Masyarakat yang ingin panjang umur dan lebih sehat seperti orang tua jaman dahulu, segera menerapkan 4 Pilar Pedoman Gizi Seimbang dalam kehidupan sehari-hari.