Bernas.id – Yang pernah menjadi kids zaman dulu pasti tidak asing dengan istilah pager. Pager adalah perangkat elektronik mini yang dapat menampilkan pesan di layarnya. Untuk menampilkan pesan kita harus menelepon operator khusus, kemudian menyampaikan pesannya. Tak terhitung berapa banyak industri yang mati dan bermunculan dalam bentuk baru akibat berkembangnya teknologi. Mulai dari telepon rumah, pager, handphone, sampai smartphone. Begitu pula dengan teknologi komputer. Kita mengenal adanya disket, CD, USB, sampai external hardisk.
Pergantian satu industri dengan industri lainnya dinamakan penghancuran disruptif. Pernyataan ini dikutip dari buku Blue Ocean Shift. Penghancuran disruptif adalah berkembangnya suatu industri dengan menghancurkan industri sebelumnya. Terdengar menakutkan? Sebagian besar ya. Sekian banyak orang mengalami pemutusan hubungan kerja karena industrinya mati.
Sebenarnya kita dapat melakukan penciptaan nondisruptif dengan mengaplikasikan strategi Samudera Biru. Studi kasus sebuah bengkel sepeda di wilayah Mampang, PancalenCycles. Ketika PancalenCycles berdiri, pendirinya berusaha untuk mengikuti konsep toko sepeda seperti toko-toko yang lain.
Setelah setahun menjalani dan mengalami persaingan berdarah-darah di Samudera Merah, PancalenCycles memfokuskan usahanya pada wheel building dan perakitan sepeda sesuai kebutuhan pelanggan. Pemiliknya, Rangga Panji mengetahui secara detail sejarah setiap komponen dalam sepeda yang menjadikannya seorang ?kamus berjalan? bagi para pesepeda lainnya. Dengan hanya bermodalkan ruangan seukuran 8 x 10 meter, Rangga Panji mendapatkan pelanggan setiap hari tanpa perlu mengeluarkan biaya transportasi. Ia bermain di pasar yang tidak dilirik toko sepeda lain.
Apakah lantas usaha toko sepeda lain tergantikan dalam hal ini? Tidak. Usaha sepeda lain tetap memiliki tempatnya di pasaran. Hanya saja kedudukan PancalenCycles meraup pasar yang tidak dituju produsen sepeda yang lain.
Penciptaan nondisruptif sangat mungkin dilakukan oleh usaha Anda. Diperlukan pemetaan ulang dan kejelian dalam sebuah tim untuk melakukan definisi ulang terhadap kebutuhan konsumen dan keunggulan perusahaan.