Bernas.id – Ketika berbicara tentang berdakwah, pasti yang pertama kali kita pahami adalah berceramah di atas mimbar atau tempat-tempat umum. Padahal berdakwah tidaklah harus di atas mimbar, mengingat tidak semua orang mampu public speaking di depan banyak orang. Sebenarnya berdakwah ini bisa diselipkan di dalam berbagai kegiatan.
Semisal berdakwah dengan media sosial, sekarang abad 21 terkenal dengan maraknya media sosial, berbagai media bisa dijadikan sebagai alat dakwah. Kita bisa menulis di berbagai media ini, seperti di whattshapp, fb, line, blog, wordpress, tumblar, telegram, wattpad, dan masih banyak lagi media yang bisa dijadikan sebagai sarana dakwah. Selain melalui menulis di media sosial. Berdakwah juga bisa dilakukan melalui tulisan, seperti halnya karangan fiksi maupun nonfiksi. Seperti novel Kang Abik ?Ketika Cinta Bertasbih? meskipun bergenre percintaan, namun di dalamnya juga terselip nilai-nilai dakwah.
Selain berdakwah dengan tulisan, dakwah juga dapat dilakukan melalui nyanyian. Seperti nyanyian yang dibawakan Wali Band yang berjudul ?Tobat Maksiat?. Nah, di sini sudah dinilai berdakwah. Berdakwah juga dapat dilakukan sesuai dengan profesi kita masing-masing. Semisal guru biologi, sebagai seorang guru dia mengajarkan mengenai penciptaan manusia. Nah, di dalamnya dapat pula diselipkan tentang kebesaran Allah. Seorang programmer membuat aplikasi Al-Qur?an juga dinilai sebagai dakwah karena membuat aplikasi untuk memudahkan pembaca Al-Qur?an.
Dari sekian contoh di sini, ternyata berdakwah itu tidak harus di atas mimbar, namun berdakwah juga dapat dilakukan sesuai dengan profesi kita masing-masing. Yuk, kita mulai berdakwah! Siapapun, kita bisa berdakwah dalam bidang keahlian kita masing-masing!