Bernas.id – Makanan merupakan hal terpenting sebagai kebutuhan pokok dalam kelangsungan hidup manusia. Tentunya sebagai penunjang tumbuh kembang manusia paling tidak seseorang membutuhkan mengonsumsi makanan selama 3 kali sehari. Kombinasi makanan pun harus sehat jika ingin tumbuh dengan maksimal dan sehat membutuhkan kombinasi makanan lima sehat empat sempurna.
Seperti halnya penulis, pekerjaan yang sudah ditetapkan sebagai pekerja profesional ini gampang-gampang susah. Tidak memerlukan bakat khusus melainkan harus membutuhkan kejelian dan ketekunan. Karena menulis merupakan sebuah keterampilan. Semakin banyak berlatih maka akan semakin terasah kemampuannya.
Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku 2021
Sebagai penulis tentunya membutuhkan materi atau ide bahkan gagasan sebagai bahan tulisannya. Di sini kegiatan yang bisa dilakukan untuk memperkaya ide bisa berasal dari membaca buku, melihat video, peka terhadap lingkungan atau bahkan berdasarkan pengalaman. Konteksnya luas bisa berasal dari pengalaman sendiri atau bahkan pengalaman orang lain, semuanya bisa dijadikan sumber ide. Melalui ide-ide tersebut penulis akan menghasilkan karya berupa tulisan-tulisan yang bisa dikategorikan tulisan fiksi dan nonfiksi atau bahkan keduanya.
Perut akan terus membutuhkan makanan yang digunakan sebagai proses pembakaran tubuh, makanan yang cukup akan menghasilkan tubuh yang sehat. Tubuh yang sehat akan menjadikan seseorang mudah melakukan aktivitas hariannya. Penulis seperti halnya perut, sedangkan ide dan gagasan seperti halnya makanan yang wajib dikonsumsi oleh manusia. Sedangkan tubuh yang sehat diibaratkan sebagai karya yang dihasilkan oleh penulis itu sendiri.
Kita analogikan yang wajar saja, bukan seseorang yang makan terlalu banyak sehingga menjadikan obesitas atau hal-hal yang lain. Karena di sini yang dianalogikan perut dan makanan secara normal.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Teks Persuasif Sesuai Jenis dan Strukturnya?
Semakin bernutrisi yang dibaca dan diperoleh oleh penulis maka semakin bernutrisi pula karya yang akan dihasilkan. Satu catatan yang terpenting adalah sebagai seorang penulis harus mau mencoba ‘menu makan’ apa saja. Apalagi bagi penulis pemula, melalui proses percobaan yang lama kelamaan akan menemukan passion ciri khas jenis tulisannya dan itu terjadi secara alamiah. Seperti perut yang mau menerima jenis makanan apapun, tidak hanya makanan yang disukai saja. Terkadang makanan yang tidak disukai justru memiliki banyak nutrisi yang bermanfaat bagi tubuh.
Sebagai penulis pemula langkah pertama memang harus terus membaca apapun yang disukai, tetapi jangan hanya terpaku pada bacaan yang disukai saja. Ada kalanya harus mau mencoba ‘menu’ baru sebagai penyeimbang ‘nutrisi’ dalam ‘tubuhnya’. Sebagai penulis harus serakah dan ‘memakan’ apa saja, dengan begitu akan semakin banyak menghasilkan banyak karya. Awalnya penulis pemula akan terpaku pada salah satu jenis tulisan fiksi atau nonfiksi, tetapi untuk menghasilkan karya yang besar diharuskan untuk menguasai keduanya. Karya yang bagus tidak terlepas berawal dari karya yang biasa, proses itu terus berjalan dan akan menghasilkan sesuai apa yang ‘dimakan’ itulah yang akan ‘dihasilkan’.
Baca juga: Teks Eksplanasi Adalah Kalimat Penjelasan, Benarkah? Ini Pengertian dan Ciri-cirinya!