Bernas.id – Masa muda adalah momen penuh pencarian jati diri dan kebebasan yang sering dikaitkan denga aktivitas bermain. Gamma Abdurrahman Thohir menjadi pemuda pembeda di zaman ini. Ia berpikir jauh ke depan dan berusaha menyelesaikan masalah energi listrik yang dihadapi Indonesia. Saat kebanyakan millenial masih berkutat dengan sekolah, dia sudah membangun sebuah penemuan untuk kebaikan. Di usia yang ke 17, Gamma membuat pembangkit listrik mikro dengan penggerak air atau dikenal Mikrohidro.
Berawal dari ketertarikannya akan masalah kelistrikan, membuat Gamma suka dengan hal-hal berbau energi terbarukan. Hal ini didukung sang ayah yang bekerja di bidang energi. Tentunya, hasrat dan rasa ingin tahunya membawanya pada sosok yang menginspirasi proyek ini. Thomas Alva Edison, penemu lampu bohlam dalam sekian percobaan yang dilakukan menjadi sosok inspirasi.
Bermula dari browsing internet, Gamma menemukan fakta menyedihkan bahwa masih banyak warga yang tinggal di daerah terpencil belum merasakan manfaat listrik. Melihat adanya kesenjangan tersebut, Gamma berusaha untuk mengurangi gap tersebut dengan cara membuat proyek Mikrohidro.
Tak peduli proyek ini gagal atau berhasil, baginya akses energi listrik ini merupakan solusi utama bagi masyarakat luas, terutama yang tinggal di pedesaan terpencil. Langkah kecil tapi nyata pun dilakukan Gamma sejak 2015 lalu. Proyek ini dimulai saat ia berusia 15 tahun dan baru menginjak kelas tiga SMP. Kegigihan dan selalu mengingat sosok idolanya, Gamma mencoba mewujudkan proyek ini pertama kalinya.
Gamma membutuhkan ilmu yang lebih mendalam mengenai mikrohidro, perjalanannya pun dimulai. Ia kemudian mengunjungi 2 tempat yang berkonsentrasi pada industri mikro hidro. Pertama adalah Yayasan IBEKA, tempat di mana Gamma dapat melihat mikrohidro secara langsung, yang selama ini hanya ia dapat dari internet. Di tempat ini ia mengenal lebih mendalam tentang energi mikrohidro hingga prinsip kerja alat. Tempat kedua yang dikunjunginya adalah CV Cihanjuang, perusahaan yang memproduksi turbin untuk pembangkit listrik tenaga mikrohidro (PLTMH). Di tempat ini, Gamma bertemu dengan Bapak Eddy yang memperkenalkan Kasepuhan Ciptagelar yang sebagian wilayahnya sudah menggunakan tenaga mikro hidro untuk penerangan, tapi sebagian wilayahnya masih gelap gulita.
Setelah melalui proses riset dan dokumentasi, Gamma menyiapkan proposal dan mengedukasi generasi muda melalui kegiatan “Youth Movement”. Ia tidak pernah meminta kepada orang tuanya untuk pendanaan proyek ini, dirinya mencoba menghimpun bantuan pada masyarakat atau dengan cara crowdfunding. Gamma terjun langsung dalam membangun proyek ini, mulai dari pembangunan hingga proses komunikasi ke masyarakat, sehingga dia mengerti yang dibutuhkan masyarakat Ciptagelar. Selain itu, kedekatannya dengan warga terjalin deangan baik.
Pada 9 Februari 2017, PLTMH di Kasepuhan Ciptagelar diresmikan dan pasokan aliran listrik sebesar 40 kilowatt memiliki arti besar karena pemanfaatannya bagi 75 rumah tangga, sekitar 338 orang penduduk di Kasepuhan Ciptagelar. Secara cermat, Gamma mampu melihat bahwa masyarakat Ciptagelar memiliki potensi untuk dapat mengembangkan kualitas kehidupan mereka, baik melalui ekonomi, pendidikan, kesehatan, lingkungan, maupun peningkatan sosial budaya. Dengan masuknya listrik, diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat Ciptagelar salah satunya melalui produksi kopi.
Keberhasilan tersebut bagi Gamma merupakan buah kerja keras dari seluruh tim, termasuk keterlibatan warga Kasepuhan Ciptagelar yang terlibat siang dan malam selama proyek berlangsung. Proyek “Microhydro for Indonesia” ini juga merupakan bukti generasi muda Indonesia yang bisa memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat sejalan dengan program Presiden Joko Widodo dan pemerintah Indonesia yang fokus pada kerja nyata dalam pemerataan pembangunan dan percepatan infrastruktur.
?Proyek Microhydro for Indonesia ini bertujuan untuk meningkatkan akses kelistrikan dan mengurangi kesenjangan listrik antara pusat kota dengan pedesaan. Dan saya merasa terpanggil untuk melakukan proyek sosial ini di desa Kasepuhan Ciptagelar yang lokasinya tidak jauh dari pusat kota, namun belum mendapat pasokan listrik yang cukup,? tutur Gamma dalam keterangan pers www.tribunnews.com.