Bernas.id – Ada satu fenomena yang terjadi di Indonesia. Anak-anak yang duduk di bangku Taman Kanak-Kanak akan sangat senang ketika diminta menggambar bebas. Semakin mereka dewasa, maka semakin sedikit anak yang senang dengan pilihan ?bebas?. Mereka akan memandangi kertas, susah sekali mendapatkan ide. Tidak hanya di pelajaran kesenian, seringkali ketika membuat sebuah proyek bersama di sekolah anak-anak kesulitan mengembangkan ide. Apa yang menyebabkan fenomena ini terjadi? Daniel Goleman dalam bukunya ?The Creative Spirit? memberikan beberapa kriteria penghambat kreativitas. Selain menulis tentang hal-hal yang harus dihindari orang tua ia juga menulis tentang hal-hal yang dapat dilakukan orang tua agar anaknya menjadi anak yang kreatif. Ia mengemukakan langkah-langkah berpikir kreatif pada anak.
Daniel menceritakan salah satu kunjungan rekannya yang sedang meneliti kreativitas. Dari hasil penelitiannya, sineas kreatif seperti Steven Spielberg mempunyai tempat di rumahnya di mana ia bebas berkreasi. Steven Spielberg kecil waktu itu punya ide membuat adegan film horor. Alih-alih melarangnya, ibu Steven Spielberg malah mendukungnya. Diambilnya tirai gelap untuk latar belakang dan disiapkan beberapa saos tomat untuk menghasilkan efek darah. Steven Spielberg dewasa kini dikenal sebagai sutradara yang sangat kreatif.
Kreativitas diawali oleh rasa ingin tahu. Jangan abaikan dan remehkan pertanyaan dari anak sekecil apapun itu menurut Anda. Doronglah anak menjawab rasa ingin tahunya dengan mencoba melakukan eksplorasi melalui bermain. Setelah rasa ingn tahunya terpuaskan, maka pemikirannya akan berkembang. Ia kemudian ingin tahu tentang hal-hal yang lain. Ada beberapa orang tua yang menganggap perilaku anak tersebut nakal, padahal hanya ingin tahu. Kalau diperlukan bantu anak untuk membuat eksperimen kecil untuk memuaskan rasa ingin tahunya. Fungsi orang tua disana lebih kepada menjaga keamanan terhadap anak jika ada alat yang memerlukan supervisi orang dewasa. Tahapan kreativitas ini dinamakan tahapan persiapan.
Seorang anak dapat menjadi frustasi setelah mencoba suatu hal namun tidak mendapatkan hasil yang diharapkan. Semangati sang anak. Jika ia benar-benar frustasi, ajaklah anak beristirahat dari aktivitas tersebut dan melihat hal-hal yang lain. Mengalihkan rasa frustasinya dengan melihat hal-hal yang lain. Dengan melihat sesuatu yang lain, anak-anak akan mendapat pengalaman lain yang dapat memperkaya pengalaman sebelumnya. Tahapan ini kita namakan inkubasi.
Setelah beristirahat sejenak dari aktivitas yang dilakukannya, muncullah yang disering dinamakan momen ?Aha!?. Momen di mana saat pikiran sedang rileks, kita menemukan pemecahan dari solusi masalah. Bisa jadi anak-anak mendapatkan tidak hanya satu ide tapi beberapa ide.
Anak akan memilih atau mencoba ide yang tepat kemudian diterapkannya pada aktivitas sebelumnya. Tahapan ini kita namakan tahapan evaluasi. Setelah evaluasi dan hasil kerjanya berhasil, anak dapat melakukan elaborasi terhadap hasil kerjanya, misalnya memberikan hiasan atau menambahkan elemen lain.
Jadikan setiap momen di mana muncul rasa ingin tahu anak sebagai sebuah cara untuk memperkaya jiwa kreativitas pada anak. Berikan anak ruang untuk berkreasi.