Bernas.id – Tidak bisa dipungkiri, kita sekarang hidup di abad 21 atau yang dikenal dengan sebutan zaman milenium. Indikasi yang paling menonjol di kalangan kita adalah perkembangan teknologi infomasi yang kian hari semakin berubah-ubah. Bahkan berlomba-lomba, saling mengalahkan kecanggihan produk yang lainnya. Semisal, kapan hari kita sangat akrab dengan media sosial yang bernama Facebook, namun saat ini, tahun 2017 masyarakat sudah mulai meninggalkannya, apalagi dengan kehadiran media sosial yang dinilai lebih menguntungkan dan sifatnya lebih praktis. Semisal whatsapp, telegram, line, BBM, dan lainnya. Di antara media sosial ini, berlomba-lomba mengembangkan atau mengupgrade media yang mereka kembangkan agar menarik minat publik untuk mengkonsumsinya.
Tentu kecanggihan media sosial ini memiliki dampak positif maupun dampak positif bagi masyarakat atau pengguna, khususnya bagi anak zaman now. Yang kebanyakan pengguna media sosial dibanjiri oleh muda-mudi. Namun, tak pelak dipungkiri pula, ternyata pengguna media sosial mulai dipakai dari anak sekolah dasar, bahkan anak TK pun juga menggunakan, sampai orang tua pun sama-sama menggunakannya. Bahkan bisa dikatakan media sosial dijadikan sebagai kebutuhan primer dalam tatanan perekonomian masyarakat saat ini.
Memang kita tak dapat menghindari dengan seiring berjalannya perkembangan membludaknya media sosial, namun kita sebagai pengguna haruslah memiliki sikap kritis dalam penggunaannya. Kita juga perlu memilah dampak-dampak yang diperoleh dalam menggunakan media sosial. Media sosial dianalogikan sebagai pisau, penggunaan pisau tergantung terhadap penggunanya. Jika penggunanya menggunakan pisau untuk memasak tentu nilai pisau sangat bermanfaat, namun jika pisau digunakan untuk melakukan pembunuhan, maka yang didapat adalah kemudhorotan atau kerugian. Nah, begitupula dengan media sosial. Media sosial dapat berdampak positif, jika kita pergunakan media sosial untuk hal-hal yang positif, semisal kita gunakan media sosial untuk mendapatkan informasi, mencari buku pelajaran, dan lain sebagainya. Sedangkan media sosial dapat berdampak negatif, jika kita gunakan kepada keburukan, semisal kita gunakan media sosial sebagai alat penyebar hoax, tentu media sosial menjadi berdampak negatif.
Selain berdampak seperti itu, media sosial dapat membuat dampak yang lebih parah lagi, bahkan dapat menyebabkan perpecahan, pertikaian, dan permusuhan antar sesama, antar ras, antar agama. Dan hal ini sangatlah membahayakan persatuan dan kesatuan bangsa juga. Selain itu juga kita tak jarang menemukan di kalangan masyarakat yang cenderung apatis terhadap lingkungan sekitar kita. Misalnya, di dalam sebuah organisasi mulai hilang rasa kebersamaannya, meskipun berada dalam satu ruangan, namun satu ruangan terasa sepi dan mati karena anggotanya sama-sama sibuk dengan gawai yang ada di tangannya. Ada pula dengan media sosial, beberapa kalangan terjangkit penyakit narsisme, dan itu sangat tidak wajar sekali.
Lantas solusi yang paling tepat untuk mengurangi hal ini adalah di mulai dari kesadaran kita sendiri. Kita sebagai pemuda haruslah pandai-pandai memilih dan memilah-mana yang baik dan mana yang buruk.