Bernas.id – Setiap harinya, para penerbit besar dapat kiriman naskah-naskah baru dari berbagai macam penulis. Persaingan dalam menerima naskah cukup ketat dan memusingkan kepala editor. Bagi penulis-penulis pemula harapan sangat besar sekali supaya naskahnya diterima dan dicetak penerbit yang jadi idaman. Di tengah perkelahian antara harap, dan cemas, penulis pemula dalam kesehariannya dipenuhi rasa was-was. Setiap hari atau minggu selalu mengecek e-mail, apakah ada balasan dari penerbit atau belum. Sangat menyakitkan, usai menunggu jawaban dalam waktu paling cepat satu bulan, naskah justru ditolak.
Dengan kenyataan yang memilukan tersebut, banyak penulis pemula yang langsung pensiun jadi penulis. Penolakan yang dialaminya bukan jadi pemicu untuk lebih banyak belajar dan introspeksi diri. Ia sudah terlanjur menganggap naskahnya bagus dan layak untuk diterbitkan. Impiannya untuk jadi punya buku pupus di tengah jalan. Bahkan belum ada setengah jalan dari perjalanannya mewujudkan impian.
Baca juga: 51 Jenis Font Keren untuk Desain dan Menulis Buku 2021
Mungkin ada di antara Anda yang mengalami kejadian seperti di atas. Penerbit mencampakkan naskah yang Anda buat susah payah. Inilah cara untuk bangkit, demi Anda jadi pemenang bukan pecundang:
Menerima penolakan
Seperti Anda menerima diri Anda yang terlahir dalam bentuk Anda yang hari ini, demikian dengan mengobati luka dari penolakan. Terima dan berdamailah dengan penolakan. Bisa jadi bukan naskahnya yang buruk tapi Anda mengirim naskah yang tidak sejalur dengan penerbit. Ibarat melamar jadi model. Orang secantik apa pun selama tinggi badan tidak memenuhi persyaratan, tidak akan diterima.
Menerima penolakan berarti Anda mensyukurinya dengan sempurna. Anda hadirkan segala kemungkinan yang akan terjadi seandainya naskah Anda diterima. Misalnya, Anda bilang pada diri sendiri mungkin bila naskah Anda terbit, nanti bakal tidak ada yang beli. Mungkin ditolak, karena Yang Mahabaik mau kasih kesempatan buat Anda mendalami ilmu kepenulisan terlebih dahulu. Mungkin penolakan terjadi, karena Anda belum serius jadi penulis atau ibadahnya longgar jadi ini sebagai teguran.
Jadikan momen penolakan untuk semakin dekat pada-Nya. Curahkan semua perasaan di atas sajadah cinta dan berjanjilah kepada Yang Mahakuasa untuk memperbaiki diri dan kualitas tulisan Anda.
Baca juga: Bagaimana Cara Membuat Teks Persuasif Sesuai Jenis dan Strukturnya?
Semua penulis besar pernah mengalaminya
Anda pun harus menyadari bahwa semua penulis terkenal yang Anda idolakan hari ini pernah mengalami hal yang sama. Jumlah penolakan yang dialami penulis ternama pun tidak sekali, dua kali.
Penulis terkaya di dunia, JK. Rowling pernah ditolak penerbit. Berapa kali? 14 penerbit menolak naskah novel yang jadi fenomena tersebut. John Grisham lebih sadis dari Rowling. Penulis novel best seller, A Time to Kill ini pernah mengalami penolakan sejumlah 45 kali. Stephen King yang terkenal dengan tulisan novelnya yang bergenre horor ini sudah pernah menerima penolakan 30 kali. Sedangkan Kathryn Stockett sudah kebal dengan penolakan naskahnya yang mencapai angka 60 kali diabaikan penerbit. Penulis muda, Boy Chandra, yang karyanya sedang digandrungi kawula muda ini pernah ditolak 7 penerbit. Ini sesuai dengan pesan novelis ternama, Tere Liye yang mengatakan, “Karena menjadi penulis adalah sejauh mana Anda tahan banting ditolak media atau penerbit.”
Baca juga: Tinjauan Pustaka: Pengertian, Manfaat, Cara Membuat, dan Contohnya
Naikkan kualitas diri
Hal yang terbaik usai ditolak ialah Anda menaikkan kualitas diri. Caranya dengan belajar menulis kepada guru menulis. Anda bisa menyapanya melalui media sosial. Guru menulis yang jadi rekomendasi untuk Anda, Bambang Trims, Anang Yb, Fachmy Casofa, Sofie Beatrix, Brili Agung, dan lain-lain. Anda bisa daftar ke kelas-kelas menulis yang mereka adakan sesuai dengan kebutuhan Anda.
Jangan ragu untuk investasi demi menaikkan kualitas diri Anda. Tidak menutup kemungkinan, saat Anda sudah kompeten, bukan Anda yang mengajukan naskah penerbit tapi penerbit yang mengejar-ngejar Anda. Mau, kan?
Baca juga: Teks Eksplanasi Adalah Kalimat Penjelasan, Benarkah? Ini Pengertian dan Ciri-cirinya!