HarianBernas.com ? Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter (SR) mengguncang 176 mil selatan Fiji pada Rabu pagi waktu setempat. “Gempa mengguncang 6,2 mil di bawah permukaan bumi di Pasifik Selatan, memicu peringatan tsunami,” demikian dilaporkan Survei Geologi AS yang dikutip dari IB Times, Rabu (4/1/2016).
Disebutkan juga, telah terjadi gempa susulan 5,7 SR setelah lindu awal sekitarpukul 10.52 waktu setempat.
Tsunami Warning Center mengatakan, guncangan gempa berpotensi memicu gelombang tsunami sejauh 186 mil dari pusat gempa. Walau begitu, peringatan itu dibatalkan dalam kurun waktu satu jam.
“Instansi pemerintah yang bertanggung jawab terhadap wilayah pesisir yang terancam terkena hempasan gelombang tsunami harus bertindak. Mereka harusmenginformasikan dan menginstruksikan setiap populasi di bagian pesisir yang berisiko terkena tsunami, sesuai dengan prosedur evaluasi mereka sendiri dan tingkat ancamannya,” demikian peringatan dari Tsunami Warning Center.
Meskipun potensi tsunami akhirnya dibatalkan, organisasi itu mengatakan fluktuasi permukaan laut masih mungkin terjadi. Kekuatan gempa yang mengguncang Fiji cukup besar yakni 6,9 SR. Walau demikian getaran tersebut tak banyak dirasakan masyarakat di sana.
“Aku di Nadi dan benar-benar tidak merasakan apa-apa. Aku juga di pesisir – Wailoaloa Beach – tapi tidak ada sirene atau tanda-tanda darurat di sini,” kata seorang wartawan Guardian, Juliette Sivertsen.
“Seorang teman dari Selandia Baru mengingatkan saya bahwa ada gempa. Orang di sini biasa saja,” imbuh Sivertsen.
Namun di kawasan Suva, sebuah perusahaan memerintahkan gedung ditutup. Karyawannya lalu diminta menuju ke tempat yang lebih tinggi.
“Apa yang saya lihat hanya aliran sungai dan orang-orang yang berjalan ke bukit,” ungkap Corrine Ambler yang sedang bersama Federasi Palang Merah Internasional kepada Wellington Dominion Post.
“Hanya ada kemacetan lalu lintas, puluhan mobil mencoba untuk keluar dari kota,” imbuh Ambler.
Sejauh ini tak ada tanda-tanda kerusakan di daerah tersebut.
Fiji Times menyebut, orang-orang di kawasan Pasar Sigatoka mengaku khawatir dengan tremor yang berlangsung 10 hingga 15 detik.
“Kami khawatir dan ingin pulang, tapi kami menunggu kabar dari kepala pasar atau pihak berwenang,” kata penjual pasar, Deo Narayan, kepada Fiji Times.