JAKARTA, HarianBernas.com – Rencana renovasi Komplek Olaraga Gelora Bung Karno (GBK) yang memakan korban dihilangkannya venue tenis mendapat protes keras dari Pengurus Pusat Persatuan Tenis Seluruh Indonesia (PP Pelti).
Protes PP Pelti tersebut didasari atas diterimanya maket atau denah renovasi GBK yang dipersiapkan untuk Asian Games (AG) 2018 nanti, dimana dalam maket tersebut seluruh venue tenis di GBK dihilangkan.
“Setelah menerima maket, PP Pelti sangat kaget dan kecewa, semoga ini belum final, PP Pelti mewakili komunitas tenis yang peduli atas rencana tesebut. Kami pada dasarnya mendukung rencana pembongkaran untuk AG, tapi mohon pemerintah tidak melenyakan venue tenis,” kata Ketua Umum PP Pelti, Wibowo Suseno Wirjawan kepada wartawan di Jakarta, Jumat (3/6).
Tercatat dalam maket yang diterima PP Pelti, venue tennis yang terdiri dari 18 lapangan luar, 12 gravel serta enam hardcourt, dibongkar semua, dan berubah fungsi menjadi stadion baseball. Yang tersisa dari venue tenis hanya dua lapangan utama.
Dengan gambaran maket tersebut, tentunya berbanding terbalik dengan coordination commite meeting OCA di Bali, 11 Mei lalu disepakati bahwa lapangan baseball dan rugby di luar area kompleks GBK.
“Saya harapkan ini tidak dijadikan putusan, dan ada pertimbangan, apalagi venue tenis memiliki nilai sejarah yang tinggi. Jika kita ingin meraih prestasi tenis perlu pengorbanan, jangan karena tenis sepi dari sisi bisnis dan peminat, maka dihilangkan,” kata Wakil Ketua Umum PP Pelti, Yayuk Basuki.
Yayuk yang juga anggota Komisi X DPR RI mengaku akan membahas masalah ini dalam pertemuan RDP, dan akan meminta penjelasan secara lengkap.
“Saya sebagai anggota dewan belum dengar adanya rencana dihilangkannya venue tenis, tentu kami kecewa. Untuk itu dalam RDP nanti saya akan minta penjelasan terkait Maket kepada Kementrian PU PERA,” tegas Yayuk.
Pihak PP Pelti sendiri sudah melayangkan surat protes kepada Kemenpora beberapa waktu lalu, dan juga melakukan komunikasi kepada KONI, KOI atas maket Kompleks GBK