JAKARTA, HarianBernas.com – Menghadiri Asian Youth Day (AYD) di Yogyakarta tahun 2017, direncanakan Paus Fransiskus akan berkunjung ke Indonesia. AYD merupakan program tiga tahunan yang sebelumnya diselenggarakan di Korea Selatan.
Terkait dengan hal itu, Vatikan melalui Menteri Luar Negeri Vatikan (Secretary of State) Kardinal Pietro Parolin telah bertemu dengan Presiden Joko Widodo di Jakarta beberapa waktu lalu. Dalam pertemuan itu, Kardinal Pietro Parolin mengundang secara resmi Presiden Joko Widodo ke Vatikan memenuhi Paus Fransiskus yang direncanakan pada tahun 2016. Demikian diungkapkan Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada (Semangat Satu Bangsa), AM Putut Prabantoro kepada HarianBernas.com di Jakarta, Senin (23/11) menyusul pertemuannya dengan Uskup Keuskupan Agung Pontianak, Mgr. Agustinus Agus di Pontianak beberapa hari lalu di Pontianak.
Putut Prabantoro menyampaikan, ?Mgr Agustinus Agus menjelaskan, secara resmi Vatikan, melalui Kardinal Pietro Parolin mengundang Presiden Joko Widodo untuk berkunjung ke Vatikan. Menurut rencana, diharapkan kunjungan itu dapat dilakukan pada tahun 2016.? Umat Katolik Regio Kalimantan, lanjut Putut menirukan Agus, sangat berharap Paus Fransiskus juga dapat berkunjung ke Pontianak yang memiliki persentase umat Katolik terbesar kedua setelah Nusa Tenggara Timur (NTT). Kehadiran Bapa Suci itu di Pontianak, jika dimungkinkan, akan menjadi momentum yang penting bagi umat Katolik di Regio Kalimantan yang berada dalam dua keuskupan agung yakni Keuskupan Agung Pontianak dan Keuskupan Agung Samarinda.
Mgr Agus, lanjut Putut yang pada akhir Oktober lalu bertemu dengan Paus Fransiskus dalam audiensi penutupan konferensi internasional dalam rangka memperingati dikeluarkannya dokumen Nostra Aetate (Pada Zaman Kita) ke-50 tahun di Vatikan, menghendaki Paus berkunjung ke Pontianak, juga dalam kaitan dengan ekologi. Melalui Ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus menunjukkan perhatiannya yang serius terhadap lingkungan hidup. Oleh karena itu, kunjungan Paus ke Kalimantan sangat kontekstual terkait dengan rusaknya hutan di Kalimantan. Dengan demikian, kehadiran Bapa Suci tersebut diharapkan dapat mendorong masyarakat Kalimantan dan juga Indonesia pada umumnya secara sungguh-sungguh memelihara, menjaga, dan menanam kembali hutannya yang sekarang sudah hancur tersebut.
Dalam ensiklik Laudato Si, Paus Fransiskus mengundang semua manusia kepada dialog terkait masa depan rumah bersama. Rumah bersama yang dimaksud oleh Paus Fransiskus adalah wujud komitmen kepada Ibu Pertiwi atau Ibu Bumi yang dipijak bersama dan yang memberi kehidupan bagi seluruh umat manusia.